Kenali Apa Itu ATR untuk Profit Maksimal dalam Trading
Apa itu ATR adalah hal yang sudah pasti dikenal oleh para trader. Namun, sudahkah Anda mengetahui cara menggunakan indikator ATR dengan baik untuk mendapatkan profit maksimal dalam trading? Yah, sebagai indikator teknis, ATR sangat ideal untuk membantu Anda memprediksi peluang pasar. Untuk memanfaatkan indikator ini, berikut penjelasan lengkap mengenai apa itu ATR?
Table of Contents
Apa Itu ATR?
ATR atau Average True Range adalah sebuah indikator untuk mengukur volatilitas pasar dengan mempertimbangkan celah yang ada di setiap pergerakan harga. Dengan indikator ATR, Anda bisa mengetahui seberapa besar fluktuasi harga aset, selama jangka waktu tertentu. Tingkat volatilitas suatu aset akan menunjukan besarnya risiko yang akan Anda tanggung saat memutuskan berinvestasi. Jadi, Anda bisa menggunakan indikator ini untuk melakukan manajemen risiko.
Biasanya, periode waktu yang digunakan bersamaan dengan indikator ATR adalah 14 hari. Namun, trader juga bisa menggunakannya bersama dengan time frame yang lebih pendek. Ketika Anda menggunakan time frame yang lebih pendek, maka Anda akan menemukan banyak sinyal trading.
Sebaliknya, sinyal trading akan lebih sedikit jika Anda menggunakannya untuk time frame yang lebih panjang. Dalam penggunaan indikator ini, ada dua ketentuan. Pertama adalah perubahan tren akan semakin tinggi ketika nilai dari indikator semakin tinggi. Jika nilai indikator semakin rendah, maka semakin kecil kemungkinan terjadinya perubahan tren.
Dari sisi historisnya, indikator ATR ditemukan oleh seorang teknisi pasar bernama J. Welles Wilder Jr. Temuan mengenai indikator ini ditulis dalam sebuah buku berjudul “New Concepts in Technical Trading System”. Awalnya, Wilder awalnya mengembangkan ATR untuk komoditas. Namun, indikator ATR juga dapat digunakan untuk saham dan indeks. Indikator ini bisa menjadi alat yang ideal untuk menentukan kapan Anda bisa memulai perdagangan sekaligus menempatkan order stop loss, khususnya untuk trader harian.
Sebuah instrumen trading yang memiliki volatilitas tinggi akan memiliki nilai ATR yang tinggi. Jadi, semakin tinggi volatilitasnya maka nilai ATR akan semakin besar. Sebaliknya, volatilitas yang rendah akan ditunjukan oleh nilai ATR yang rendah. Indikator ini bisa digunakan trader untuk mencari titik entry dan exit di pasar. Anda juga bisa mengukur volatilitas sebuah instrumen trading menggunakan perhitungan yang sederhana.
Namun, indikator ini tidak menunjukan arah harga dan hanya mengukur volatilitas yang dihitung dari banyaknya celah pergerakan harga. Penghitungan nilai ATR hanya membutuhkan data historis pasar. Indikator ATR biasanya digunakan sebagai metode exit pasar tanpa mempertimbangkan bagaimana titik entry ditentukan.
Salah satu teknik populer yang bisa dipraktekkan dengan indikator ATR adalah metode “chandelier exit”, yang dikembangkan oleh Chuck LeBeau. Dalam Metode tersebut, Anda bisa menempatkan trailing stop di bawah titik tertinggi dalam pergerakan harga aset sejak Anda memasuki perdagangan. Jarak antara titik tertinggi dan level stop didefinisikan sebagai beberapa kelipatan dikalikan dengan ATR.
Cara Kerja Indikator ATR
Jika indikator ATR nampak meluas, hal ini menunjukan adanya peningkatan volatilitas pasar dengan kisaran setiap bar semakin besar. Jika ada pembalikan harga yang disertai kenaikan ATR, hal itu akan menunjukan kekuatan di balik pergerakan tersebut. Indikator ATR yang meluas dapat mengindikasikan tekanan jual atau tekanan beli. Nilai ATR yang tinggi biasanya dihasilkan dari kenaikan atau penurunan yang tajam dan tidak mungkin bertahan untuk waktu yang lama.
Saat nilai ATR rendah, juga menunjukan adanya hari tenang atau periode pasar dengan volatilitas kecil. Kondisi ini kerap ditemukan selama aksi harga sideways yang diperpanjang, sehingga volatilitasnya lebih rendah. Periode nilai ATR rendah yang berkepanjangan dapat mengindikasikan area konsolidasi dan kemungkinan pergerakan lanjutan atau pembalikan.
ATR sangat berguna untuk stop atau entry trigger karena menandakan perubahan volatilitas. Jika indikator berhenti, hal itu menunjukan bahwa tidak ada volatilitas harga. Penggantian indikator biasanya menunjukan area konsolidasi yang dapat memicu pergerakan harga abnormal di kedua arah. Dalam kasus ini, Anda bisa menggunakan kelipatan ATR, seperti 1,5 x ATR, untuk menangkap pergerakan harga yang tidak normal ini.
Cara Menghitung Nilai ATR
Telah disebutkan sebelumnya bahwa nilai ATR dihitung menggunakan data historis. Cara penghitungan juga relatif mudah menggunakan rumus berikut:
(Nilai ATR Hari Sebelumnya * (n – 1) + TR) / n
n adalah jumlah periode atau bar tru range. Nilai tru range bisa didapatkan dari nilai terbesar dari tiga penghitungan berikut:
- titik tertinggi hari ini dikurangi titik terendah hari ini
- nilai absolut dari tinggi hari ini dikurangi penutupan kemarin
- nilai absolut dari terendah hari ini dikurangi penutupan kemarin.
Contoh Penggunaan Indikator ATR
Misalnya, Anda seorang trader saham harian yang menggunakan data historis tentang berapa banyak aset biasanya bergerak dalam periode tertentu untuk merencanakan target keuntungan. Lalu Anda menghitung nilai ATR 14 hari sebelumnya untuk sebuah saham X memiliki hasil US$ 2. Setelah melihat chart harga, Anda menemukan bahwa nilai tertinggi hari ini adalah US$ 32, terendah hari ini adalah US$ 29, dan harga penutupan di hari kemarin adalah US$ 30. Untuk menemukan True range hari ini, kita perlu menemukan nilai terbesar dari penghitungan berikut:
Tertinggi hari ini = $32
Terendah hari ini = $29
Penutupan kemarin = $30
Sekarang mari kita temukan rentang sebenarnya saat ini dengan menggunakan nilai terbesar dari ketiga perhitungan ini:
- US$32 – US$30 = US$2
- US$29 – US$30 = US$1
- US$32 – US$29 = US$3
Karena nilai tertinggi adalah US$3, maka nilai tersebut yang akan digunakan dalam penghitungan. Anda dapat menggunakan ini untuk menentukan ATR periode 14 hari saat ini untuk menentukan seberapa fluktuatif saham tersebut dengan penghitungan seperti ini:
(U$2 x 13) + $3) / 14 = US$2,07
Cara Menggunakan Indikator ATR untuk Grafik Intraday
Ketika menggunakan indikator ATR untuk trading harian atau intraday, misalnya menggunakan time frame 1 atau 5 menit, indikator ini akan naik drastis tepat saat pembukaan pasar. Untuk saham, ketika bursa utama AS dibuka pada pukul 9:30 pagi bagian Timur, ATR bergerak naik pada menit pertama. Pembukaan pasar adalah momen di wana kondisi pasar bergejolak sehingga indikator ATR akan selalu menunjukan volatilitas tinggi daripada saat pasar penutupan di hari sebelumnya.
Setelah lonjakan di pembukaan pasar, indikator ATR biasanya menurun hampir sepanjang hari. Osilasi atau band yang ada di indikator ATR hanya memberikan informasi berapa harga pergerakan rerata sebuah aset setiap menitnya. Jadi, trader harian bisa menggunakan indikator ATR untuk melihat berapa banyak aset bergerak dalam sehari, pedagang harian dapat menggunakan ATR dengan time frame satu menit untuk memperkirakan berapa banyak harga dapat bergerak dalam lima atau 10 menit. Strategi ini dapat membantu menetapkan target keuntungan atau stop-loss order.
Misalnya, indikator ATR yang disetting pada time frame satu menit memiliki nilai 0,03, lalu harga bergerak sekitar 3 sen per menit. Jika Anda meramalkan bahwa harga akan naik, dan Anda membuka posisi beli, Anda dapat memperkirakan bahwa harga kemungkinan akan memakan waktu setidaknya lima menit untuk mencapai 15 sen.
Cara Menggunakan Indikator ATR untuk Trailing Stop Loss
Trailing stop-loss adalah teknik trading yang dilakukan dengan memasang exit saat harga aset bergerak melawan perkiraan namun Anda tetap bisa memindahkan titik exit jika harga bergerak sesuai keinginan Anda. Indikator ATR bisa Anda gunakan untuk mencari tahu dimana titik yang pas untuk menempatkan trailing stop loss, terutama dalam trading harian.
Untuk menggunakan indikator ATR dalam strategi trailing stop loss, Anda bisa mengalikan nilai ATR dengan dua untuk menentukan titik stop-loss yang masuk akal. Jika Anda membeli sebuah instrumen trading, Anda bisa menempatkan stop loss pada level yang nilainya dua kali ATR di bawah harga masuk. Jika Anda membeli sebuah instrumen trading, Anda bisa menempatkan stop-loss pada level dua kali ATR di atas harga masuk.
Jika Anda memegang posisi untuk waktu lama dan harga bergerak sesuai prediksi, Anda bisa terus menggerakan stop-loss dua kali ATR di bawah harga. Dalam hal ini, stop-loss hanya bergerak naik, bukan turun. Setelah dipindahkan, stop loss akan tetap disana sampai dapat dipindahkan lagi atau perdagangan ditutup karena adanya penurunan harga hingga mencapai level stop-loss yang tertinggal. Proses yang sama bekerja untuk short trade. Dalam kasus ini, stop-loss hanya bergerak turun.
Misalnya, Anda mengambil posisi long trade pada US$10, dan nilai ATR-nya adalah 10 sen. Anda bisa menempatkan stop-loss pada US$9,80 (2 * 10 sen di bawah US$10). Harganya naik menjadi US$10,20, dan ATR tetap di 10 sen. Trailing stop-loss bisa dipindahkan ke US$10. Ketika harga bergerak hingga US$10,50, stop-loss bergerak hingga US$10,30, mengunci setidaknya keuntungan 30 sen pada perdagangan. Hal ini akan berlanjut sampai harga jatuh mencapai titik stop-loss.
Berbagai Cara Menggunakan Indikator ATR
Ada banyak cara untuk menggunakan Indikator ATR. Berikut cara menggunakan indikator trading yang bisa Anda aplikasikan dalam trading:
Sebagai filter volatilitas | Indikator ATR sering digunakan sebagai filter volatilitas. Anda dapat memindai aset trading untuk menyaring aset mana yang memiliki volatilitas rendah atau tinggi. Beberapa aset berkinerja lebih baik daripada yang lain, dan Anda mungkin menginginkan aset tertentu berdasarkan volatilitas. Volatilitas seringkali merupakan filter yang sangat baik untuk memilih instrumen trading. |
Menentukan stop loss | Indikator ATR sering digunakan untuk mengatur level stop-loss. Misalnya, Anda dapat memasang stop loss 1,5 kali ATR lebih rendah dari harga masuk (jika Anda long). Jika entri Anda adalah 100 dan ATR 20 hari adalah 5,5, maka titik pemicu stop-loss Anda adalah 91,75 (100 dikurangi 5,5 kali 1,5). Dengan kata lain, jika harga turun menjadi 91,75 Anda bisa melakukan aksi jual untuk mengurangi kerugian Anda. |
Menyesuaikan ukuran posisi | ika Anda memperdagangkan portofolio sepuluh saham, misalnya, masing-masing dari saham tersebut tentu memiliki volatilitas yang berbeda. Katakanlah Anda memiliki portofolio sepuluh saham yang Anda diperdagangkan secara bergilir. Untuk menyesuaikan volatilitas, Anda dapat mengambil 10.000 (atau angka berapapun yang Anda atur sebagai default) dan membaginya dengan Average True Range selama 100 hari terakhir. Dengan cara ini Anda bisa mengalokasikan lebih banyak modal ke saham yang paling tidak stabil dibandingkan dengan saham yang lebih tidak stabil. |
Keuntungan Menggunakan Indikator ATR
Indikator ATR tidak hanya mudah dan praktis dalam penggunaannya. Indikator ini juga memiliki banyak kelebihan, berikut di antaranya:
Membantu mengukur volatilitas | Indikator ATR ATR dapat secara efektif mengukur volatilitas pasar sehingga memungkinkan trader menyesuaikan strategi trading mereka. Dengan mengetahui volatilitas pasar, Anda juga bisa menentukan modal sekaligus tujuan Anda melakukan trading. |
Membantu manajemen risiko | Dengan menggunakan indikator ATR untuk menetapkan order stop-loss, trader dapat mengelola risiko dengan lebih baik dengan mempertimbangkan volatilitas pasar saat ini. Jadi, Anda bisa meminimalisir kerugian lebih mudah. |
Fleksibel | Awalnya, indikator ATR memang dikembangkan untuk komoditas. Namun, indikator ATR pada kenyataannya dapat diterapkan ke berbagai instrumen keuangan dan kerangka waktu. Karena itu indikator ini sangat serbaguna untuk para trader. |
Kekurangan Indikator ATR
Indikator ATR juga tak luput dari beberapa kekurangan. Berikut kekurangan indikator ATR:
Tidak ada informasi arah pasar | Tidak seperti indikator teknis lainnya, indikator ATR tidak memberikan informasi tentang arah pasar. Jadi, trader harus menggunakannya bersamaan dengan indikator lain untuk mendapatkan analisis pasar yang lengkap. |
Potensi lagging | Sebagai indikator berbasis rata-rata bergerak, indikator ATR memiliki potensi lagging yang besar atau tertinggal dari harga pasar saat ini, yang dapat menyebabkan tertundanya sinyal pasar. Jadi, bisa saja trader kehilangan kesempatan emas. |
Tidak efisien jika pasar non-tren | Indikator ATR lebih efektif selama pasar tren. ketika pasar dalam kondisi sideways atau tren melemah, maka hasil penghitungan dari indikator ini tidak bisa bekerja efektif atau berkurang kegunaanya. |
Kombinasi Indikator ATR dengan Indikator lainnya
Untuk mendapatkan hasil analisis pasar yang lebih lengkap dan akurat, Anda harus mengkombinasikan indikator ATR dengan indikator lain. Berikut beberapa cara menggunakan ATR dengan indikator lain:
ATR dan Bollinger Band
Saat bollinger bands atas dan bawah saling berdekatan, hal tersebut menunjukkan periode volatilitas rendah. Hasil akan semakin akurat jika nilai ATR juga rendah. Jika skenario tersebut terjadi, Anda bisa menggunakan sinyal ini untuk mengantisipasi potensi breakout saat harga bergerak di luar pita atas atau bawah. Ketika harga menembus band dan nilai ATR tinggi, hal itu bisa menjadi sinyal beli yang kuat.
BACA JUGA: 6 Strategi Bollinger Band, 70% Investor Tidak Paham!
ATR dan RSI
Ketika harga melakukan breakout diatas indikator ATR dan nilai RSI berada di wilayah overbought, Anda bisa melakukan aksi beli. Namun saat harga bergerak di bawah indikator ATR dan nilai RSI berada di wilayah oversold, Anda bisa melakukan aksi jual. Jadi, nilai ATR mengkonfirmasi kondisi pasar yang beragam dan sinyal beli/jual ditujukan oleh crossover RSI di zona overbought dan oversold.
ATR dan Parabolic SAR
Kombinasi indikator ini sangat ideal untuk trading di pasar yang sedang tren. Ketika digabungkan dengan ATR, trader dapat menetapkan titik harga pasti yang akan memastikan mereka mengambil keuntungan penuh dari pasar yang sedang trend dengan eksposur risiko seminimal mungkin.
Tips Menggunakan Indikator ATR
Agar Anda bisa mendapatkan profit lebih maksimal saat menggunakan indikator ATR, Anda bisa mencoba tips berikut:
Perhatikan Penggunaan Time Frame
Biasanya, perhitungan indikator ATR didasarkan pada 14 periode, bisa intraday, harian, mingguan, atau bulanan. Untuk mengukur volatilitas terkini, gunakan time frame yang lebih singkat, seperti 2 hingga 10 periode. Jika ingin mengukur volatilitas jangka panjang, Anda bisa menggunakan data dari periode 20 hingga 50. Semakin pendek periode maka semakin banyak sinyal yang dihasilkan.
Pastikan Kondisi Pasar Sedang Tren
Jika ingin menggunakan indikator ATR, pastikan kondisi pasar sedang trend bullish atau bearish. Sebab indikator ini hanya bekerja efektif saat pasar sedang tren. Jika pasar dalam kondisi sideways atau koreksi, maka sinyal yang diberikan kurang efektif.
Gunakan Breakout
Indikator ATR akan memberikan hasil yang lebih maksimal jika dikombinasikan dengan strategi breakout. Jadi, Anda bisa menggunakan indikator ini untuk melihat kapan suatu aset keluar dari tingkat volatilitas yang rendah, karena hal ini seringkali mendahului pergerakan harga yang tajam.
Gunakan untuk Trading Harian
Indikator ini sangat ideal untuk trading harian. Jika digunakan dengan time frame pendek, maka banyak sinyal yang dihasilkan. adi, Anda juga bisa menerapkan metode scalping untuk mendapatkan profit kecil namun dalam posisi yang lebih banyak. Trading harian juga bisa Anda lakukan dengan menggunakan periode waktu yang singkat untuk mencari nilai ATR dan kemudian menambahkannya ke harga penutupan.
Mitrade sebagai Pilihan Broker Aman
Tak cukup hanya memahami penggunaan indikator ATR. Anda juga perlu trading dengan broker yang aman dan terpercaya. Ciri khas utama broker terpercaya adalah memiliki legalitas. Untuk legalitas, Mitrade sudah mendapatkannya dari Australian Securities & Investment Commission (ASIC) dan Cayman Islands Monetary Authority (CIMA). Keamanan Mitrade juga semakin terjamin dengan penggunaan bank segregated untuk penyimpanan uang klien.
Deposit minimal Mitrade hanya perlu US$ 50, yang bisa dilakukan dalam berbagai metode (e-wallet dan transfer rekening atau virtual account). Bahkan, Anda juga bisa meminimalisir modal trading dengan penggunaan leverage yang mencapai 1000x. Registrasi dan verifikasi data semuanya dilakukan secara online sehingga lebih praktis dan hemat waktu. Platform trading dari Mitrade disesuaikan dengan kebutuhan klien sehingga sangat intuitif dan user friendly.
Platform Mitrade juga dilengkapi dengan banyak fitur menarik untuk mempermudah penggunaannya. Pilihan instrumen trading yang disediakan Mitrade sangat banyak, yakni crypto, forex, komoditas, saham, dan indeks. Banyaknya pilihan instrumen ini akan mempermudah Anda dalam diversifikasi portofolio dan menyesuaikannya dengan strategi trading yang akan digunakan.
Kesimpulan
ATR atau Average True Range adalah sebuah indikator untuk mengukur volatilitas pasar dengan mempertimbangkan celah yang ada di setiap pergerakan harga. Dengan indikator ATR, Anda bisa mengetahui seberapa besar fluktuasi harga aset, selama jangka waktu tertentu. Biasanya, periode waktu yang digunakan bersamaan dengan indikator ATR adalah 14 hari. Namun, trader juga bisa menggunakannya bersama dengan time frame yang lebih pendek. Salah satu teknik populer yang bisa dipraktekkan dengan indikator ATR adalah metode “chandelier exit”, yang dikembangkan oleh Chuck LeBeau. Dalam Metode tersebut, Anda bisa menempatkan trailing stop di bawah titik tertinggi dalam pergerakan harga aset sejak Anda memasuki perdagangan. Jarak antara titik tertinggi dan level stop didefinisikan sebagai beberapa kelipatan dikalikan dengan ATR. Indikator ini bekerja dengan sebuah band yang menunjukan volatilitas. Jika band indikator ATR nampak meluas, hal itu menunjukan adanya peningkatan volatilitas. Jika band indikator ATR mengecil, hal itu menunjukan adanya penurunan volatilitas.
Disclaimer: Artikel mengenai apa itu ATR ditulis untuk edukasi dan memperluas wawasan pembaca dalam analisis teknikal. Isi artikel ini tidak bisa menjadi pedoman pertama dalam mengambil keputusan trading.