6 Jenis Candle Bullish dan Cara Menggunakannya Dalam Trading
Candle bullish merupakan salah satu pola candlestick yang bisa kita manfaatkan untuk meraih profit saat trading, khususnya melalui entry sell. Karena itu, setiap trader wajib memahami pola ini dan cara menganalisanya dalam chart harga. Lalu apa itu candle bullish dan bagaimana cara menggunakannya dalam trading? Berikut penjelasannya:
Table of Contents
Apa Itu Candle Bullish?
Candle bullish adalah pola candlestick yang bisa menjadi sinyal bahwa pasar akan memasuki tren naik (uptrend) setelah terjadi penurunan (downtrend). Candle bullish menandakan bahwa harga di pasar akan mengalami kenaikan signifikan sehingga Anda bisa melakukan entry posisi buy. Pola candle bullish reversal untuk sinyal entry buy ini juga harus terbentuk ketika instrumen trading sedang turun lalu diikuti oleh tren kenaikan harga (uptrend). Terbentuknya candle juga seringkali disertai adanya gap up dan kenaikan volume.
Setelah itu, Anda bisa melakukan konfirmasi dengan menggunakan analisis teknikal lain seperti membuat trendline, memastikan adanya momentum, menggunakan indikator oscillator, atau indikator volume untuk mendapatkan akurasi tinggi saat entry buy. Dalam chart harga, candlestick bullish seringkali ditandai dengan warna hijau. Hal ini menandakan harga open lebih tinggi dibandingkan harga close.
Jenis-Jenis Candle Bullish dan cara trading
Candle Bullish memiliki berbagai jenis. Setiap jenis candle bullish juga memiliki cara trading tersendiri. Berikut jenis-jenis candle bullish dan cara trading dengannya:
Candle Bullish Hammer
Candle bullish hammer adalah pola candle tunggal yang bentuknya menyerupai palu (hammer). Jenis candle bullish ini bisa menjadi tanda dari berakhirnya sebuah downtrend. Dengan kata lain, candle hammer menunjukan bahwa harga mendekati titik terendah dalam sebuah tren turun dan akan segera berbalik naik. Candle bullish ini terbentuk saat ada tekanan jual yang kuat sejak awal candle dibuka. Setelah itu, buyer melakukan aksi yang memicu tekanan tinggi sehingga terbentuk sumbu candle yang panjang namun body atau bagian tubuh candle mengecil. Hal ini menjadi tanda bahwa banyak trader melakukan entry buy.
Untuk memastikan terbentuknya candle bullish hammer, pastikan instrumen trading bergerak turun (downtrend). Setelah itu, chart harga akan membentuk candlestick dengan panjang lower shadow dua kali lipat dari panjang tubuhnya. Setelah itu, akan terjadi bullish reversal atau pembalikan tren ke arah naik (uptrend). Kita juga perlu melakukan pengamatan selama beberapa hari hingga harga benar-benar membentuk tren naik. Pembalikan trend juga harus disertai dengan adanya kenaikan volume perdagangan.
Untuk trading dengan pola hammer, pastikan instrumen trading berada di posisi downtrend. Lalu pastikan candlestick yang terbentuk memiliki lower shadow minimal dua kali lipat dari panjang badan (body candle). Kemudian perhatikan candle yang terbentuk setelahnya, Jika candle berikutnya membentuk kenaikan, Anda bisa segera melakukan entry buy.
Candle Bullish Inverted Hammer
Sama dengan candle hammer, candle ini juga menunjukan adanya pembalikan trend dari downtrend ke arau uptrend . Karena itu, jenis candle bullish ini selalu muncul saat instrumen trading sedang turun atau berada dalam kondisi downtrend. Ciri khas candle inverted hammer ini adalah bodi atau bagian tubuh yang kecil namun memiliki upper shadow yang panjangnya bisa mencapai dua kali panjang body.
Untuk trading dengan candle inverted hammer, pastikan instrumen trading bergerak turun. Lalu analisa apakah candle inverted hammer sudah terbentuk sempurna. Untuk memastikan terbentuknya candle ini, Anda juga perlu memperhatikan adanya kenaikan volume perdagangan dan terbentuknya gap up. Lalu pastikan upper shadow pada candle yang terbentuk lebih panjang dari bodi. Lalu perhatikan apakah candle selanjutnya membentuk higher high dan sideways. Setelah itu, sideways selesai, biarkan candle selanjutnya melakukan breakout pada level resistance. Nah, pada saat itulah, Anda bisa melakukan entry buy.
Candle Bullish Engulfing
Candle bullish engulfing juga terbentuk di akhir tren turun atau downtrend. Berbeda dengan candle hammer yang hanya terdiri dari satu candle, jenis candle ini terbentuk atas dua candlestick yang sudah terbentuk sempurna. Candle pertama menggambarkan akhir dari penurunan harga. Ukuran candle pertama bisa berbeda-beda dari waktu ke waktu. Sementara itu, candle kedu menunjukan sinyal kembalinya bullish di pasar. Posisi high candle kedua harus lebih tinggi dari candle pertama. Kini tinggi candle kedua, semakin tinggi potensi bullish yang akan terjadi a bullish engulfing muncul saat harga sedang reli bullish, hal itu menunjukan adanya buyer yang ingin masuk pasar dengan jumlah lebih besar.
Untuk trading dengan candle ini, Anda perlu memperhatikan bentuk candlestick sebelumnya. Sinyal kuat pembalikan harga menuju uptrend terbentuk saat candle bullish engulfing lebih besar dari candle sebelumnya. Anda juga perlu memperhatikan adanya kenaikan volume. Jika terdapat kenaikan volume seiring peningkatan harga, Anda bisa melakukan entry buy dari akhir hari pembentukan candle bullish engulfing sebagai antisipasi adanya kenaikan harga di hari selanjutnya. Hal semacam ini biasanya dilakukan oleh trader agresif. Jika Anda termasuk tipe trader konservatif, Anda bisa mencoba melakukan buy di hari berikutnya untuk mendapatkan kepastian besar bahwa telah terjadi pembalikan trend.
Candle Piercing Line
Piercing line adalah candle bullish yang menandakan adanya pembalikan dari downtrend menjadi uptrend. Jenis candle ini terdiri dari dua candlestick, yang diawali oleh bearish candle dan diikuti oleh bullish candle. Pada hari kedua setelah candle bearish terbentuk, biasanya terjadi gap down. Pembukaan di hari kedua juga berada di bawah penutupan candle sebelumnya, sedangkan penutupan candle berikutnya lebih tinggi dari 50% candle sebelumnya.
Untuk trading dengan candle ini, pastikan candle telah terbentuk sempurna. Pertama, Anda harus memastikan instrumen trading bergerak turun terlebih dahulu, lalu terbentuk bearish candle yang diikuti oleh gap down. Dari gap down, kemudian muncul bullish candle yang ditutup di atas separuh candlestick pada candle sebelumnya. Pola ini akan lebih akurat jika diiringi oleh kenaikan volume yang tinggi pada bullish candle. Setelah melihat adanya kenaikan tersebut, Anda bisa melakukan entry buy. Sebagai konfirmasi, Anda juga bisa menggunakan indikator stochastic. Jika candle piercing line terbentuk di area oversold (di bawah level 20%), maka hal itu bisa menjadi sinyal kuat untuk entry buy.
Candle Morning Star
Candle bullish jenis morning star adalah candlestick yang bisa menjadi sinyal adanya kenaikan trend (uptrend). Pola candle ini terdiri dari tiga formasi candlestick, Candle pertama menunjukan nilai bearish atau penurunan harga. Candle kedua bisa berupa bearish atau bullish yang menjadi tanda bahwa pembalikan arah trend akan segera terjadi. Sementara itu, candle ketiga merupakan candle bullish yang menjadi tanda bahwa pembalikan trend sudah terjadi. Candle morning star juga ditandai oleh adanya gap down antara candle pertama dan kedua. Sementara itu. Antara candle kedua dan ketiga terdapat gap up.
Untuk trading dengan morning star candle, pastikan instrumen trading pilihan Anda bergerak turun. Setelah menemukan formasi candle morning star, lakukan konfirmasi dengan menarik garis horizontal sebagai trendline dari open candlestick yang pertama kali terbentuk. Lalu perhatikan panjang candlestick ketiga. Jika panjangnya melebihi candle pertama, hal itu bisa menjadi sinyal kuat adanya tren naik. Jadi, Anda bisa melakukan entry buy dengan meletakan posisi stop loss di bawah low terbentuknya formasi morning star. Candle morning star akan semakin akurat jika Anda mengkombinasikannya dengan indikator stochastic. Anda bisa melakukan entry buy saat candle morning star terbentuk di zona oversold.
Candlestick Bullish Three White Soldier
Three white soldier adalah pola candlestick bullish yang digunakan untuk memprediksi adanya kenaikan tren dari sebuah downtrend. Bentuk candlestick ini terdiri dari tiga formasi candle yang panjangnya berurutan. Candle pertama menunjukan bearish yang memiliki body panjang dengan ekor kecil. Candle kedua memiliki bentuk serupa namun open berada di candle sebelumnya. Sedangkan candle ketiga juga bentuknya sama, yaitu memiliki ekor kecil dengan open di range body candlestick sebelumnya. Setelah tiga formasi tersebut terbentuk, maka tren di pasar mengalami pembalikan harga. Setiap body candle juga memiliki ukuran yang sama besar.
Untuk trading dengan three white soldier, pastikan pola tersebut sudah terbentuk sempa. Candle juga harus terbentuk saat instrumen pasar sedang turun. Lalu terjadi dua kali gap own, yaitu candlestick pertama dan kedua juga antara candlestick kedua dan ketiga. Untuk entry posisi buy, Anda bisa melakukannya saat candlestick ketiga mengalami close. Lalu letakkan posisi stop loss di bawah candlestick three white soldier.
Manfaat Candle Bullish
Candle Bullish memiliki berbagai manfaat berikut:
- Menjadi acuan entry buy
Adanya pola ini bisa kita jadikan acuan untuk melakukan entry buy. Sebab, candle bullish selalu muncul saat instrumen trading sedang bergerak turun (downtrend) dan mengindikasikan bahwa harga segera naik. Jadi, saat tepat konfirmasi bahwa downtrend akan segera berbalik menjadi uptrend, Anda bisa segera entry buy dengan harga yang murah.
- Menunjukan sinyal bullish
Sebagian besar candle bullish terbentuk di akhir downtrend atau titik terendah dari penurunan harga. Dengan adanya pola ini, kita bisa mengetahui bahwa harga akan segera naik menjadi bullish sehingga kita bisa menentukan entry posisi dengan tepat.
- Mudah dikenali
Pola candle bullish uga sangat mudah dikenali sehingga Anda tidak susah untuk menganalisis pola ini, Candle bullish selalu muncul saat instumeen trading sedang bergerak turun. Jika instrumen tidak bergerak turun, sudah bisa dipastikan bahwa candle yang terbentuk bukanlah pola bullish. Setiap jenis candle juga memiliki karakter tersendiri yang sangat mudah dibedakan.
Kekurangan Candlestick Bullish
Meski punya banyak manfaat, candle bullish juga memiliki kekurangan berikut ini:
- Hanya bisa digunakan saat pasar sedang downtrend
Candle bullish hanya muncul saat pasar sedang downtrend sehingga Anda tidak bisa menggunakan pola ini saat pasar sedang sideways atau uptrend. Karena itu, Anda harus memeriksa pergerakan harga pada instrumen trading sebelum melakukan entry posisi dengan candle bullish.
- Tidak bisa digunakan untuk entry sell
Candle bullish hanya bisa dipakai untuk entry buy saja karena munculnya candle ini menunjukan adanya pembalikan tren dari turun (downtrend) ke naik uptrend). Jika Anda ingin menggunakannya untuk entry sell, tentu saja Anda akan mengalami kerugian besar. Sebaiknya, gunakan jenis candle bearish untuk entry sell.
BACA JUGA: 10 Jenis Reversal Pattern Dalam Dunia Trading, Wajib Baca!
Kesimpulan
Itulah berbagai jenis candle bullish dan cara trading dengan pola candle tersebut. Setiap jenis candle bullish memiliki karakter tersendiri sehingga kita perlu jeli dan teliti dalam menganalisisnya. Candle bullish yang berbeda juga punya cara trading yang berbeda pula. Namun, pada umumnya semua candle bullish bisa Anda jadikan acuan untuk entry buy.
FAQ – Frequently ASK Question
Beberapa pertanyaan terkait candle bullish yang sering diajukan trader antara lain:
- Apakah candle ini bisa dipakai saat pasar sedang uptrend?
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, candle ini hanya muncul saat pasar sedang downtrend dan menjadi tanda bahwa trend beralih menjadi uptrend. Jadi, tidak mungkin candle ini bisa dipakai saat pasar sedang uptrend.
- Jenis indikator apa yang cocok digunakan dengan candle bullish?
Indikator yang paling cocok digunakan dengan candle bullish adalah indikator stochastic slow yang dapat mengukur volatilitas sebuah instrumen trading. Jika candle bullish terbentuk di area oversold pada indikator stochastic, Anda bisa melakukan entry bu dengan profit tinggi.
Disclaimer: Artikel ini hanya merupakan hasil belajar dan pengalaman investasi penulis menggunakan candle bullish. Jika terdapat saran investasi, hal itu hanya bisa digunakan sebagai referensi belaka. Semua risiko investasi atau trading menjadi tanggung jawab pribadi. Investasi adalah hal beresiko. Karena itu, Anda harus memahami kondisi pasar sebelum berinvestasi.