Kenali Apa Itu Dow Theory Dalam Analisis Teknikal
Dow theory adalah salah satu cara dalam analisis teknikal yang bisa Anda gunakan dalam membaca arah harga di pasar. Do theory juga menjadi hal dasar dalam analisis teknikal. Karena itu, semua trader wajib memahami apa itu dow theory dan cara penggunaannya. Dow theory bisa membantu kita untuk melihat pola pergerakan harga dan memprediksi apakah trend tersebut akan berlanjut atau justru mengalami reversal. Seperti apa itu dow theory dan bagaimana menggunakannya dalam analisis teknikal? Berikut penjelasan lengkap mengenai dow theory:
Table of Contents
Apa Itu Dow Theory?
Dow theory adalah teori yang menjadi dasar dalam analisis teknikal. Dow theory menjelaskan bahwa terdapat pola kecenderungan pergerakan harga atau trend di dalam market. Terdapat tiga macam trend di dalam pasar, yaitu trend bullish (uptrend), trend bearish (downtrend), dan sideways (konsolidasi). Di dalam setiap trend terdapat tiga bagian, yaitu mayor trend, secondary trend, dan minor trend.
Dow theory juga mengungkapkan bahwa setiap trend di pasar bisa dikonfirmasi melalui volume. Trend juga akan terus berlangsung sampai muncul sinyal pembalikan. Secara garis besar, Dow Theory mengungkapkan bahwa pergerakan harga aset pada chart sudah memiliki semua informasi yang diperlukan untuk membuat prediksi yang akurat.
Konon, teori ini sudah ada sebelum candlestick ditemukan dan tetap digunakan dalam analisis teknikal meski pasar banyak mengalami perubahan. Saat ini banyak trader menggabungkan dow theory dan candlestick untuk menemukan peluang entry posisi di pasar.
Sejarah Dow Theory
Dow Theory dikembangkan oleh oleh Charles H. Dow yang berprofesi sebagai seorang jurnalis dan ahli ekonomi asal Amerika Serikat. Tahun 1868, Charles H. Dow juga mengembangkan Dow Jones Industrial Average, salah satu indeks pasar saham untuk mengukur tingkat industri pasar saham di Amerika Serikat. Melalui hal tersebut, Dow juga membuat beberapa teori yang dimuat dalam serangkaian editorial di Wall Street Journal, yang ia beri nama sebagai Dow Theory atau Teori Down.
Berdasarkan teori tersebut, Charles H. Dow juga menciptakan Indeks Industri Dow Jones dan Indeks Transportasi Dow Jones, yang awalnya dikembangkan untuk Wall Street Journal. Charles Dow menciptakan indeks saham ini karena ia percaya bahwa indeks tersebut akan memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi ekonomi dan keuangan perusahaan di dua sektor ekonomi utama, yaitu sektor industri dan transportasi.
Sayangnya, tahun 1902 Charles Dow meninggal dan posisinya digantikan oleh William P. Hamilton. Hamilton pun melanjutkan ilmu peninggalan Charles H. Dow dan menerbitkannya dalam sebuah buku berjudul “The Market Barometer”. Kemudian, teori tersebut disempurnakan kembali oleh Robert Rea dalam sebuah buku berjudul “The Dow Theory”.. Teori peninggalan Charles Dow tersebut telah berkembang selama 100 tahun lebih dan menjadi dasar dalam analisis teknikal modern.
Prinsip Dasar Dalam Dow Theory
Secara rinci, terdapat lima prinsip dasar dalam Dow Theory. Berikut prinsip dasar tersebut:
- Kondisi pasar mencerminkan segala hal
Dalam Teori Dow, disebutkan bahwa pasar bisa mencerminkan semual hal yang terjadi di dunia, baik dari segi politik, ekonomi, dan sejenisnya. Jika kita terapkan pada pasar saham, maka pergerakan harga yang terjadi sudah mencerminkan data fundamental, laba rugi, hingga keunggulan perusahaan.
- Ada 3 jenis trend dalam pasar
Ada tiga jenis trend di pasar, yaitu tren utama, sekunder, dan minor. Pasar memiliki tren utama yang berlangsung selama satu tahun atau lebih, baik itu trend bullish (uptrend) atau trend bearish (downtrend). Sementara itu, trend sekunder atau intermediate movement berlangsung selama tiga minggu hingga beberapa bulan. Trend sekunder merupakan koreksi atas trend utama, yakni penurunan pada kondisi uptrend atau kenaikan pada pasar downtrend. Bisa dibilang, cara kerja trend sekunder berlawanan dengan trend utama. Trend minor biasanya berlangsung kurang dari tiga minggu. Jenis trend ini merupakan fluktuasi pada trend sekunder. Pergerakan trend minor sama dengan trend utama namun berlawanan dengan trend minor. Sebagian besar trend minor hanya berupa noise.
- Trend utama memiliki tiga fase
Menurut teori Dow, trend utama memiliki tiga fase. Pada trend bullish, pasar mengalami fase akumulasi, partisipasi, dan excess phase.Fase akumulasi terjadi saat trader mulai aktif memasang aksi beli atau jual. Namun, fase ini tidak memiliki dampak yang terlalu besar di pasar karena berlawanan dengan opini umum dan hanya dilakukan oleh trader minoritas.
Fase partisipasi terjadi saat pasar mulai merasakan aksi yang dilakukan oleh trader minoritas atau koreksi atas dari trend utama. Fase ini terjadi saat langkah yang diambil oleh trader minoritas terkonfirmasi kebenarannya sehingga trader lain mengikuti dan memicu perubahan harga yang besar. Fase excess phase terjadi saat rader minorita mulai melepas aset yang dimilikinya.
Pada trend bearish, pasar mengalami fase distribusi, partisipasi, dan panic selling. Fase distribusi terjadi saat trader atau investor mulai menjual aset secara bertahap. Fase partisipasi pada trend bearish terjadi saat trend follower juga ikut melakukan penjualan secara bertahap (short selling). Sementara itu, panic selling terjadi saat investor retail yang masih memegang aset mulai melakukan penjualan karena didorong oleh kepanikan. Di fase panic selling ini biasanya para investor jangka panjang mulai entry buy (akumulasi).
- Trend bisa dikonfirmasi melalui volume perdagangan
Momentum dalam pasar bisa dilihat dari tingkat volume perdagangan. Jika harga bergerak ke trend tertentu dan volume cenderung meningkat, hal itu adalah sinyal bahwa trend akan terus berlangsung. Jika volume menurun, maka trend akan segera berbalik arah.
- Trend akan tetap bertahan sampai muncul sinyal
Trend utama bisa mengalami pembalikan dan dikacaukan oleh munculnya trend sekunder. Jika hal itu terjadi, trader biasanya akan mengalami kebingungan mengenai jenis trend yang sedang terjadi. Karena itu, trader sebaiknya menunggu sampai muncul sinyal yang benar-benar mengindikasikan pembalikan trend. dalam tren primer dapat dikacaukan dengan tren sekunder.
- Semua indeks harus saling mengonfirmasi
Agar tren terbentuk, indeks atau rata-rata pasar harus saling mengkonfirmasi. Seperti yang kita tahu, ada beberapa jenis indeks di pasar, seperti Dow Jones Industrial Average (DJIA), Dow Jones Transportation Average (DJTA), NasDaq, S&P 500, dan sejenisnya. Sinyal yang ditunjukan di setiap indeks tersebut harus sama. Misalnya, jika indeks Dow Jones Industrial Average, mengkonfirmasi adanya tren naik, tetapi indeks lain menunjukan penurunan tren utama, hal itu menunjukan bahwa trend yang sedang terjadi di pasar belum terkonfirmasi.
Cara Trading dengan Dow Theory
Mengandalkan trend adalah cara terbaik untuk melakukan entry posisi. Strategi perdagangan dengan Dow Theory ini juga didasarkan pada trend. Secara rinci, berikut cara entry posisi dengan Dow Theory:
Entry buy
Jika ingin entry buy, kita harus memastikan bahwa trend utama pasar adalah bullish. Lalu konfirmasi trend tersebut dengan volume transaksi di pasar. Jika volume meningkat dan telah terjadi koreksi, Anda bisa segera entry buy di titik lower low dan melakukan taking profit di candle tertinggi. Selain itu, Anda juga bisa melakukan entry buy ketika pasar memasuki fase partisipasi dan taking profit saat pasar memasuki excess phase. Entry buy juga bisa dilakukan saat pasar sedang bearish. Namun, pastikan bahwa volume perdagangan menurun karena hal itu menunjukan bahwa trend akan berbalik arah menuju bullish dan Anda bisa segera entry buy di area support.
Entry sell
Untuk entry sell, pastikan trend bergerak turun atau bearish. Lalu perhatikan volume transaksi di pasar. Jika volume meningkat, hal itu menunjukan bahwa trend bearish masih akan berlanjut. Lalu tunggu sampai pasar memasuki fase partisipasi atau melakukan koreksi dan Anda bisa segera melakukan entry sell di titik. Jika ingin entry sell saat pasar sedang bullish, Anda harus memastikan bahwa volume bergerak turun sebagai penanda adanya sinyal reversal. Lalu tunggu konfirmasi yang menunjukan bahwa harga benar-benar turun dan Anda bisa melakukan entry sell di titik konfirmasi tersebut.
Strategi Trading dengan Dow Theory
Setelah memahami prinsip dasar dalam Dow Theory, kita bisa memanfaatkannya untuk entry posisi di pasar modal. Berikut strategi trading dengan Dow Theory:
- Entry posisi sesuai volume
Untuk entry posisi buy, kita bisa melakukannya saat harga naik dan volume transaksi juga naik. Hal itu menandakan bahwa trend bullish sudah terkonfirmasi dan Anda bisa segera memasang posisi. Entry buy juga bisa Anda lakukan dengan cara buy on weakness. Hal ini seringkali dilakukan oleh investor besar. Strategi buy on weakness dilakukan saat market sedang downtrend dan volume transaksi juga ikut turun, sedangkan harga tertahan di support. Saat hal ini terjadi, pasar biasanya sedang memasuki fase akumulasi dan para investor besar mulai memainkan posisi buy.
Untuk entry sell, Anda bisa melakukannya saat harga turun namun volume transaksi meningkat. Saat hal itu terjadi, pasar biasanya akan melanjutkan trend bearish sehingga Anda bisa melakukan entry sell. Jika Anda seorang investor besar, Anda bisa mencoba teknik sell on strength. Hal ini dilakukan saat harga naik namun volume transaksi turun dan pergerakan harga tertahan di resistance.
- Entry posisi saat pasar berada di awal fase partisipasi
Bagi para retail trader, sebaiknya hindari melakukan entry posisi saat pasar sedang memasuki fase akumulasi. Misalnya, jika market trend sedang turun, hindari melakukan entry buy. Biarkan akumulasi terjadi lebih dahulu. Sebab, sesudah fase akumulasi ada kemungkinan besar pasar masih akan melanjutkan penurunan trend. Bagi para retail trader, entry posisi paling tepat saat pasar memasuki fase partisipasi paling awal dan melakukan profit taking saat fase excess phase atau kepanikan.
- Tunggu sampai terjadi swing harga
Jika ingin entry buy, And harus menunggu bahwa chart sudah memunculkan swing low. Swing low adalah kondisi dimana harga telah bergerak menuju titik terendah atau mendekati support. Saat hal itu terjadi, kemungkinan besar trend naik akan berlanjut. Sementara itu, untuk entry sell Anda harus menunggu sampai muncul swing high terjadi. Kebalikan dari swing low, swing high adalah kondisi saat harga menyentuh titik resistance dan menunjukan bahwa trend turun akan berlanjut.
Kelebihan Dow Theory
Dow Theory masih digunakan banyak trader karena memiliki kelebihan seperti berikut:
- Membantu menentukan trend pasar
Dow theory sangat membantu trader untuk menentukan trend pasar. Kita hanya perlu memeriksa data pergerakan harga lalu tandai harga tertinggi dan terendahnya. Setelah itu, hubungkan titik-titik tersebut hingga membuat garis. Jika garis yang membentuk penurunan, kemungkinan besar trend sedang bearish. Sebaliknya, jika garis yang terbentuk terlihat naik, kemungkinan besar bahwa trend sedang naik. Untuk mengonfirmasi trend, kita tinggal kombinasikan dengan indikator lain atau memeriksa volume transaksi.
- Mudah digunakan pemula
Analisis berdasarkan prinsip Dow Theory tergolong mudah. Kita hanya perlu mendeteksi arah harga dan volume transaksi. Dengan analisis sederhana ini, trader pemula pun bisa mengidentifikasi perkembangan harga aset di masa mendatang.
- Membantu menemukan peluang entry
Dengan mendeteksi trend utama dan fase yang terjadi dalam setiap trend yang ada dalam prinsip Dow Theory, kita jadi lebih mudah dalam menentukan peluang entry. Misalnya, jika kita punya modal besar dan ingin investasi jangka panjang, kita bisa melakukan entry posisi saat pasar memasuki fase akumulasi atau distribusi. Sebaliknya, jika kita adalah trader yang terbiasa mengikuti trend dan hanya bermodal kecil, kita bisa entry posisi saat pasar memasuki fase distribusi dan melakukan proses taking profit saat pasar berada di fase panic selling atau excess phase.
- Bisa dijadikan pijakan dalam berbagai analisis teknikal
Dow Theory bisa kita jadikan dalam pijakan analisis teknikal. Jadi, apapun teknik dan indikator yang kita gunakan saat melakukan analisis, prinsip-prinsip dalam dow Theory bisa membantu kita melakukan perhitungan yang lebih akurat.
Kekurangan Theory Dow
Dow Theory tidak bisa kita gunakan sebagai acuan tunggal dalam trading karena memiliki beberapa kekurangan seperti berikut:
- Akurasi tidak bisa seratus persen tepat
Teori Dow didasarkan pada pergerakan harga saham. Di sisi lain, pasar saham dan harga saham adalah hasil dari banyak interaksi yang kompleks sehingga hasil analisis akan sulit untuk menyentuh 100% atau bahkan mendekati angka tersebut. Karena itu, trader juga harus menguasai psikologi pasar agar dapat mengantisipasi pergerakan pasar dan menghasilkan keuntungan lebih besar.
- Kurang cocok untuk pasar masa kini
Teori Dow sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Meski kondisi pasar cenderung berulang, ada hal-hal tak terduga yang bisa terjadi di pasar. Karena itu, kita tidak bisa begitu saja menerapkan Dow Theory dalam trading. Kita tetap harus mengkombinasikannya dengan teknik-teknik lain yang sesuai dengan kondisi saat ini. Dow Theory hanya bisa kita jadikan pijakan dalam analisis, bukan acuan utama.
- Tidak cocok untuk trading harian
Dow Theory lebih cocok untuk investasi jangka panjang. Sebab, inti utama dari teori ini adalah menentukan momentum di pasar agar kita bisa menemukan peluang entry posisi yang tepat. Sementara itu, agar data lebih valid dibutuhkan time frame yang besar sehingga kita bisa melihat momentum pasar lebih jelas.
Kelebihan | Kekurangan |
Membantu menentukan trend pasar Mudah digunakan oleh pemula Membantu menemukan peluang entry posisi Bisa dijadikan pijakan dalam analisis teknikal | Akurasi tidak bisa seratus persen tepat Kurang cocok untuk kondisi pasar masa kini Tidak cocok untuk trading harian |
Rekomendasi Broker Internasional Terbaik
Ingin raih untung di pasar modal? Gabung saja dengan broker Mitrade. Mitrade adalah broker internasional yang menyediakan berbagai akses ke produk-produk keuangan seperti saham, forex, indeks, komoditas, emas, dan cryptocurrency. Broker Mitrade telah dijamin legalitasnya oleh Australian Securities and Investments Commission (ASIC) dan Kepulauan Cayman. Untuk trader pemula, Mitrade juga menyediakan akun demo gratis senilai US$ 50.000 agar Anda bisa berlatih trading tanpa mengalami kerugian. Anda juga bisa melakukan analisis teknikal dengan bantuan lebih dari 100 indikator dan 7 jenis chart. Mitrade juga menyediakan fasilitas leverage senilai 1:1000 agar Anda bisa trading dengan modal minimal. Proses buka akun di Mitrade bisa Anda lakukan dalam hitungan menit dan semuanya bisa dilakukan secara online. Berikut cara mudah gabung di Mitrade:
- Buka website resmi Mitrade atau gunakan aplikasi selulernya yang bisa Anda download gratis di AppStore atau Playstore.
- Lakukan registrasi, bisa menggunakan akun Facebook, Gmail, atau Apple ID, dan verifikasi dengan mengunggah foto kartu identitas dan rekening koran yang masih berlaku.
- Setelah verifikasi selesai, Anda bisa deposit dana minimal US$ 50 melalui transfer rekening atau e-wallet
- Jika target profit tercapai, Anda bisa segera melakukan penarikan dana tanpa pungutan biaya apapun.
Kesimpulan
Dow Theory adalah dasar dalam analisis teknikal yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Meski kondisi pasar berubah, prinsip-prinsip dalam Dow Theory bisa Anda gunakan sebagai pijakan dasar dalam analisis teknikal. Namun, jangan gunakan teori ini sebagai acuan tunggal karena akurasinya tidak bisa benar-benar 100%. Agar hasil perhitungan lebih akurat, Anda bisa menggabungkannya dengan berbagai indikator. Dow Theory juga tidak cocok untuk trader harian. Anda bisa menggunakan teori ini jika ingin trading dalam jangka panjang.
FAQ- Frequently Ask Question
Pertanyaan seputar Dow Theory yang sering digunakan trader antara lain:
- Apakah Dow Theory bisa digunakan dalam trading forex?
Meski teori ini awalnya digunakan untuk mengamati pergerakan harga saham, Anda tetap bisa menggunakannya dalam trading forex. Sebab, teori ini mengungkapkan cara bagaimana menggunakan trend untuk menemukan entry posisi. Dalam trading, memanfaatkan trend adalah cara terbaik untuk menemukan peluang profit.
- Apakah Dow Theory masih penting digunakan saat trading di zaman modern ini?
Meski Dow Theory sudah ada sejak ratusan tahun lalu, teori ini masih bisa Anda gunakan sebagai dasar dalam analisis teknikal. Teori ini bisa kita gunakan sebagai cara untuk menentukan trend pasar sehingga kita bisa tahu kapan saatnya untuk entry posisi. Hingga saat ini, trading dengan memanfaatkan trend masih menjadi andalan banyak trader.
Disclaimer: Informasi dalam artikel ini ditulis berdasarkan review dari beberapa sumber dan praktik menggunakan akun demo. Tujuan penulisan hanya untuk edukasi bukan meminta Anda untuk melakukan trading atau investasi.