Parabolic Sar Adalah: Ini Cara Menggunakan Parabolic Sar Lengkap!
Indikator parabolic sar (parabolic stop and reverse) juga bisa kita manfaatkan untuk mencari peluang entry point, baik itu entry sell atau entry buy. Indikator parabolic sar juga bisa Anda gunakan dalam tren bullish atau tren bearish. Lalu apa itu parabolic sar dan bagaimana cara menggunakannya dalam trading? Simak penjelasannya di bawah ini:
Table of Contents
Apa Itu Parabolic Sar?
Parabolic sar adalah indikator yang berbentuk titik-titik berderet menyerupai parabola. Indikator ini bisa membantu kita untuk mencari informasi kapan sebuah trend akan dimulai dan kapan trend tersebut akan berakhir. Dengan kata lain, indikator ini bisa kita jadikan acuan untuk menentukan batas akhir sebuah harga. Parabolic sar bisa menjadi sinyal jual jika berada di atas harga. Sebaliknya, indikator ini bisa menjadi sinyal beli jika berada di bawah harga. Sinyal tersebut bisa Anda gunakan untuk mengatur target profit dan level stop loss.
Indikator ini ditemukan oleh Welles Wilder, yang dipublikasikan dalam bukunya berjudul “New Concepts in Technical Trading Systems”. Penggunaan indikator ini sangat simpel dan cocok dipakai saat pasar sedang trending. Dari asal katanya, indikator ini terdiri dari dua kata, yaitu parabolic dan sar. Kata “sar” merupakan singkatan dari stop and reversal yang menunjukan komparasi harga dan waktu, sedangkan kata parabolic menunjukan bentuk visual indikator yang melengkung menyerupai parabola.
Karakteristik indikator parabolic sar
Untuk mempermudah Anda mengenali indikator parabolic sar, Anda harus mengenal karakternya terlebih dahulu. Berikut karakteristik indikator parabolic sar:
- Berbentuk titik-titik berderet menyerupai parabola di bagian atas atau bawah candlestick
- Muncul saat pasar sedang trending, baik tren naik atau tren turun
- Saat trend turun, indikator muncul di atas harga
- Saat trend naik, indikator muncul di bawah harga.
Rumus Parabolic sar
Perhitungan parabolic sar dilakukan dengan menentukan harga tertinggi dan terendah yang dikombinasikan dengan faktor akselerasi untuk menentukan dimana titik indikator parabolic sar akan ditampilkan. Secara rinci, berikut rumus menghitung parabolic sar:
Uptrend = sar pada hari sebelumnya + af ( ep – sar pada hari sebelumnya)
Downtrend = sar pada hari sebelumnya – af ( sar pada hari sebelumnya – ep)
Af adalah faktor akselerasi yang bisa dipilih trader berdasarkan gaya trading mereka. Faktor akselerasi ditetapkan pada angka 0,02 dan selalu naik setiap kali terdapat titik ekstrim.
Jika hasil perhitungan sar berada di rentang harga yang kemarin, hal itu menunjukan bahwa akan ada pembalikan arah dan indikator akan beralih ke sisi lain. Anda bisa mengatur Ep terakhir pads nilai yang tercatat di tren sebelumnya. Lalu Anda bisa mensetting ulang Ep berdasarkan nilai maksimum di periode yang sedang terjadi. Sementara itu, faktor akselerasi bisa Anda atur ulang ke angka 0,02. Jika nilai sar berada di atas harga kemarin, maka Anda bisa mensetting indikator di harga terdekat. Lalu mensetting nilainya agar sama dengan batas bawah nilai kemarin.
Cara Setting Parabolic Sar yang Tepat
Terdapat dua pengaturan (setting) pada indikator parabolic sar, yaitu step (faktor akselerasi) dan maksimum. Step adalah faktor akselerasi yang nilai standarnya berada di angka 0,02. Angka tersebut sangat berpengaruh pada sensitivitas indikator kareba semakin tinggi angkanya, semakin sensitif indikator parabolic. Akibatnya, akan ada banyak sinyal yang Anda terima sehingga memicu kebingungan.
Sementara itu, nilai maksimum berada di standar 0,2 yang menjadi titik ekstrim. Setelah Anda mengatur settingan tersebut, chart harga akan memunculkan titik-titik di atas atau dibawah candle. Titik tersebut bisa kita gunakan sebagai sinyal beli sekaligus meletakan posisi stop loss.
Cara Menggunakan Parabolic Sar Dalam Trading
Parabolic sar bisa kita jadikan acuan untuk entry buy atau sell. Cara kerjanya juga sangat sederhana Anda hanya perlu melihat titik yang terbentuk. Berikut caranya:
Entry buy
Untuk entry buy dengan parabolic sar, perhatikan garis indikator yang terbentuk. Jika garis indikator melintasi pergerakan harga dari atas ke bawah, hal itu menunjukan sinyal buy. Agar lebih akurat, perhatikan titik yang membentuk sinyal buy. Jika ada candlestick yang breakout di titik atas indikator, kita bisa melakukan entry buy di level tersebut dan meletakan posisi stop loss di area titik sar paling bawah. Untuk memastikan terbentuknya sinyal buy,Anda juga bisa melihat pada time frame yang lebih besar. Jika titik parabolic sar berada di bawah timeframe yang lebih besar, hal itu menunjukan pasar sedang berada dalam tren naik dan Anda bisa melakukan entry buy.
Entry sell
Jika garis indikator melintasi pergerakan harga dari bawah ke atas, hal itu menunjukkan sinyal sell. Sebab, kondisi tersebut menunjukan pasar sedang uptrend. Konfirmasi trend pasar juga bisa Anda lakukan dengan bantuan melihat time frame yang lebih besar. Jika pada time frame yang lebih besar titik parabolic sar berada di atas, hal itu menunjukan pasar sedang downtrend dan Anda bisa bersiap entry sell. Entry sell yang akurat bisa Anda lakukan saat ada candlestick yang menembus titik atas indikator, lalu Anda bisa menentukan level stop loss di area titik sar paling atas.
Tips profit dengan parabolic sar
Untuk untung maksimal dengan parabolic sar, berikut tipsnya:
- Berlatih dengan akun demo
Cara penting ini sering dilupakan oleh trader. Padahal, penggunaan akun demo akan membuat kita terbiasa dengan pemakaian indikator sehingga tau apa yang harus dilakukan saat terjun langsung ke pasar. Dengan akun demo Anda juga bisa berlatih menggunakan parabolic sar tanpa harus kehilangan uang.
- Bandingkan dengan time frame yang lebih besar
Selain pergerakan titik, Anda bisa menggunakan time frame yang lebih besar untuk menentukan arah trend dengan parabolic sar. Misalnya jika Anda trading dengan pasangan mata uang EUR/USD dengan time frame H1, Anda perlu membaca time frame D1 untuk menentukan posisi. Jika posisi indikator berada di bawah harga,hal itu menunjukan bahwa time frame h1 sedang uptrend. Jika parabolic sar berada di atas harga pada time frame D1, hal itu menunjukan time frame H1 sedang downtrend.
- Lihat tren secara konvensional
Jika secara mayor tren pasar menunjukkan kenaikan, kita harus fokus pada sinyal buy saja dan mengesampingkan sinyal sell. Sebaliknya, kita hanya bisa berfokus pada entry sell dan mengesampingkan entry buy jika pasar didominasi oleh downtrend.
- Gunakan moving average
Agar hasil analisa lebih akurat, Anda juga bisa menggunakan bantuan indikator lain, salah satunya moving average. Jika harga berada di bawah garis indikator moving average, hal itu menunjukan pasar sedang downtrend. Sebaliknya, pasar sedang uptrend jika ada harga bergerak di atas garis moving average. Lalu Anda bisa melakukan entry sell atau buy berdasarkan close candlestick yang melintasi titik parabolic sar.
- Gunakan MACD
Selain moving average, Anda juga bisa menggunakan MACD. Caranya dengan melakukan setting standar pada MACD, lalu tunggu hingga membentuk perpotongan kurva MACD dan kurva sinyal. Kemudian Anda bisa melakukan setting indikator parabolic sar secara default (0,02 untuk step dan 0,2 untuk maksimum). Lalu amati perubahan posisi titik chart pada harga. Jika terdapat perpotongan pada kurva MACD dan perubahan posisi titik parabolic sar secara bersamaan, Anda bisa entry posisi dan menentukan stop loss di harga tertinggi. Namun jika tidak ada perubahan posisi pada titik parabolic sar dan tidak ada perpotongan pada kurva MACD, maka Anda bisa melakukan entry posisi apapun.
BACA JUGA: Inilah Cara Membaca Indikator MACD Terlengkap 2021
- Gunakan parabolic sar untuk scalping
Scalping adalah teknik trading pada time frame rendah agar bisa menghasilkan keuntungan dalam jangka pendek. Untuk trading dengan cara ini, Anda bisa menggunakan parabolic sar agar menemukan titik entry yang tepat. Anda bisa memasang indikator ini di time frame M1-M30. Laku identifikasi tren yang terjadi. Jika ingin entry sell, pastikan downtrend terjadi sangat kuat yang ditandai dengan munculnya titik-titik parabolic sar di atas candle.
Jika sudah terkonfirmasi adanya downtrend, Anda bisa memasang entry sell pada candlestick kedua atau ketiga. Untuk entry buy, pastikan uptrend terjadi kuat. Konfirmasi uptrend terjadi jika titik parabolic sar muncul di bawah harga. Level stop loss, baik pada entry buy atau sell, bisa Anda letakan di titik swing high dan swing low berdasarkan rasio risk dan reward yang sudah ditentukan.
Manfaat indikator parabolic sar
Parabolic sar memiliki berbagai manfaat berikut:
- Memberikan informasi tentang trend pasar
Parabolic sar merupakan indikator yang sangat mengikuti tren. Kondisi tren di pasar juga bisa dilihat dari pergerakan titik indikator. Jika titik indikator melintasi chart harga dari atas ke bawah, maka hal itu menunjukan pasar sedang downtrend. Sebaliknya, jika baris indikator melewati harga dari bawah ke atas, hal itu menunjukan pasar sedang uptrend.
- Menjadi acuan entry
Karena bisa digunakan untuk menganalisis trend, parabolic sar juga bisa kita andalkan untuk acuan entry buy atau sell. Caranya hanya perlu memastikan trend yang sedang terjadi. Jika memang trend sedang naik kita hanya perlu fokus pada entry buy. Sebaliknya, kita hanya perlu fokus pada entry sell saat tren sedang turun.
- Mudah digunakan
Parabolic sar juga sangat mudah digunakan, bahkan oleh trader pemula. Cara penggunaan pun hanya perlu melihat pergerakan titik-titik yang melintasi harga. Jadi, trader tidak akan kebingungan dengan analisis yang rumit.
- Bisa menjadi acuan exit atau trailing stop
Selain untuk entry, parabolic sar juga bisa digunakan sebagai acuan entry dalam perdagangan. Harga bisa menjadi bias di satu sisi dalam waktu lama. Jika hal ini berlangsung, Anda pasti tidak ingin melakukan penutupan posisi lebih awal agar bisa profit maksimal. Oleh karena itu. Anda bisa trailing stop atau exit posisi.
Caranya hanya dengan memperhatikan adanya candlestick yang melintasi titik sar yang berlawanan dengan arah trend. Jika Anda melihat ada candlestick yang melintasi titik sar berlawanan arah trend, maka Anda harus segera menutup posisi.
BACA JUGA: Indikator RSI Adalah: Inilah 8 Tips Raih Profit dari Relative Strength Index
Kelemahan Parabolic Sar
Parabolic sar memiliki kelemahan seperti berikut:
- Tidak bisa digunakan saat pasar sedang sideways
Saat pasar sedang sideways, indikator ini akan berpindah-pindah posisi. Hal semacam ini bisa terjadi selama berhari-hari dan sering menunjukan sinyal palsu. Karena itu, tidak disarankan memakai indikator ini saat pasar sedang sideways.
- Hanya bisa fokus pada satu entry
Saat titik parabolic sar menunjukan dominasi uptrend pada pasar, kita hanya bisa fokus pada entry buy. Sebaliknya, saat pasar sedang didominasi downtrend kita hanya bisa fokus pada entry sell. Jadi, kita tidak bisa melihat adanya peluang entry lainnya dalam satu kondisi pasar.
Kesimpulan
Itulah penjelasan lengkap mengenai parabolic sar dan cara trading dengan indikator tersebut. Indikator ini sangat mudah digunakan dan bisa diaplikasikan dengan mudah dalam platform trading. Namun, jangan jadikan indikator ini sebagai satu-satunya acuan dalam trading. Anda juga perlu mengkombinasikannya dengan indikator lainnya. Dalam penggunaan indikator parabolic sar ini, Anda juga perlu melakukan analisis trend yang tepat. Anda juga tidak boleh menggunakan indikator ini saat pasar sedang sideways karena bisa menimbulkan sinyal palsu.
FAQ – Frequently Ask Question
Beberapa pertanyaan mengenai parabolic sar yang sering diajukan trader antara lain:
- Indikator apa yang bisa digunakan bersama dengan parabolic sar?
Anda bisa menggunakan indikator parabolic sar dengan moving average atau MACD agar lebih akurat. Penggunaan indikator lain sangat penting untuk menentukan akurasi hasil.
- Indikator parabolic sar cocok digunakan pada time frame berapakah?
Parabolic sar cocok digunakan pada time frame M15, H4 dan daily karena sifatnya lebih sensitif dan menghindari false signal.
Disclaimer: tulisan ini bersumber dari pengalaman belajar penulis mengenai parabolic sar. Jika terdapat saran trading, hal itu hanya bisa digunakan sebagai referensi dan kami tidak bertanggung jawab atas risiko yang terjadi. Resiko trading sepenuhnya tanggung jawab Anda. Karena itu, Anda harus berhati-hati sebelum terjun ke pasar.