19 Jenis-Jenis Chart Pattern Forex Lengkap, Pemula Wajib Baca!
Chart Pattern trading dalam pasar forex banyak sekali jenisnya, tidak jarang para trader kesulitan untuk dapat memahami jenis-jenis pattern secara luas. Seperti yang kita ketahui, Chart Pattern adalah bagian dari strategi forex trading dan semacam metode analisis teknis, yang mengisyaratkan tren harga selanjutnya (naik atau turun) melalui bentuk perubahan harga. Sehingga, hanya mampu mengaplikasikan sedikut jenis pattern saja ketika bertrading.
Namun kenyataan nya tidak semua bentuk pola itu rumit, ada beberapa jenis pattern sederhana yang bisa Anda gunakan sebagai strategi/sinyal trading yang cukup akurat. Berikut artikel kali ini penulis akan membahas tentang jenis-jenis chart pattern yang populer digunakan oleh para trader, simak pemaparannya dibawah ini:
Table of Contents
Apa Itu Chart Pattern?
Dasar utamanya pattern/pola chart dalam pasar forex adalah kumpulan dari beberapa candlestick yang muncul membentuk satu kesatuan harga, secara visual dapat di lihat pada sebuah chart/layar. Pola-pola yang sudah terbentuk tersebut membuat sebuah history hasil dari pergerakan harga itu sendiri, kemudian pembentukan grafiknya terjadi secara berulang, lalu dari pengulangan tersebut para trader akan mendapatkan informasi mengenai perubahan gerak harga mulai dari harga pembuka, penutup, breakout/retracement, serta titik tertinggi dan terendah nya harga dalam satu periode tertentu.
Sebagai trader, mampu menguasai dan membaca sebuah pergerakan pola sangat diperlukan ketika hendak bertrading, mengapa demikian? Karena history pola yang terbentuk dapat dijadikan sinyal gerak arah trend harga selanjutnya, apakah membentuk reversal, sideway, atau continuation.
Jenis-Jenis Chart Pattern Lengkap
Jenis Chart Pattern utama nya hanya terdiri dari tiga kategori, yakni reversal pattern, continuation pattern, serta bilateral pattern. Berikut penjelasannya:
Reversal pattern | Continuation pattern | Bilateral pattern |
Reversal pattern adalah tren harga yang berlawanan dengan tren harga sebelumnya. Misalnya, awalnya harga menunjukkan tren naik, kemudian berbalik menuju tren turun sehingga arah tren menjadi kebalikannya. | Continuation pattern adalah tren harga yang melanjutkan sinyal tren sebelumnya. Misalnya tren harga sebelumnya naik, maka tren harga berikutnya akan terus naik. | Bilateral pattern, artinya trend harga akan bergerak dalam dua arah, yaitu bisa uptrend (naik) atau downtrend (turun). |
Selanjutnya, kami akan memperkenalkan ciri-ciri dari ketiga chart pattern tersebut lebih detail, lengkap dengan bentuknya dan cara menggunakann
1. Reversal Chart Pattern
Jenis pattern ini biasa dikenal dengan “pola pembalikan arah”. Dimana, jika pattern tersebut telah terbentuk pada market, maka dapat memberikan sinyal ada nya perubahan harga dari trend sebelumnya. Reversal pattern ini mampu memberikan sinyal kapan waktu nya menjual di titik area harga tertinggi, serta kapan waktu membeli di titik area harga terendah.
Berikut ini 4 jenis pola yang tergolong dalam reversal pattern:
Double Pattern-Double Top dan Double Down Bottom
Sinyal dari pattern double top adalah bearish reversal, dimana kemunculan dua top (puncak ganda harga tertinggi) pola segitiga yang terbentuk dari sebuah trend berada dilevel yang sama, pada keterangan gambar dibawah puncak tertinggi/top kedua gagal melewati top pertama, yakni area resistance, yang menunjukkan melemah nya pihak buyer untuk terus menaikkan harga, sehingga jika harga terus turun menembus base/breakout (ditarik garis dari harga terendah), maka sinyal bearish reversal telah terkonfirmasi menjadi trend down.
Double bottom (dua lembah) merupakan kebalikan dari double top, yakni sinyal bullish reversal. Dari segi pemahamannya juga mirip dengan double top. Lower low segitiga yang terbentuk disebut bottom satu dan dua, kemudian higher yang terbentuk diantara bottom disebut dengan neckline/base, bullish reversal akan terkonfirmasi dengan baik jika harga breakout berhasil melewati neckline.
BACA JUGA: Cara Trading dengan Double Top Pattern dan Double Bottom Pattern
Triple Bottom-Bearish Triple Bottom dan Bullish Triple Bottom
Pattern ini sebenarnya sama seperti double top dan double bottom, yang membedakan hanya pada banyak nya pola segitiga yang terbentuk lebih dipercaya sebagai kekuatan konfirmasi reversal yang lebih akurat.
Dari keterangan gambar diatas merupakan triple bottom, dimana harga berawal dari trend down membentuk tiga titik lower pada tiap pola segitiga di level yang sama, dan dua puncak harga tertinggi pada harga breakout juga berada di level yang sama, dari ketiga nya lower gagal melewati area support, namun berhasil menembus harga breakout, sehingga sinyal bullish reversal telah terkonfirmasi dengan baik dari trend down menjadi trend up.
Pada triple top berlaku pemahaman yang sama, hanya merupakan kebalikannya saja dari triple bottom, yakni berperan sebagai sinyal bearish. Pola high price membentuk tiga top diatas, dan low price membentuk dua bottom dibawah.
The Head And Shoulders Pattern
Pola The Head And Shoulders Pattern adalah pola pembalikan dan paling sering terlihat di dunia trading. berikutnya adalah infonya.
a. Head and shoulder
Pola segitiga yang terbentuk setelah trend, membuat harga tertinggi pertama sebagai shoulder satu (bahu 1), kemudian harga tertinggi kedua membentuk head (kepala), karena melebihi higer pertama (shoulder satu), lalu harga tertinggi ketiga membentuk shoulder ke dua (bahu 2). Setelah itu, harga terendah yang terbentuk diantara shoulder dan head disebut sebagai neckline (leher).
Berdasarkan keterangan gambar diatas harga berawal dari ternd up, membentuk shoulder pertama dipuncak higer pola segitiga yang terebentuk, harga lalu turun membentuk lower sebagai necklace pertama, kemudian harga kembali naik melebihi shoulder pertama membentuk head karena gagal melewati garis resistance, setelah itu harga kembali turun membuat necklace ke dua lembah berada dilevel sama dengan necklace pertama, namun buyer kembali membawa harga untuk terus naik membentuk shoulder kedua tetapi tidak melampaui head, pada akhir nya harga kembali turun melewati necklace dan sinyal bearish telah terkonfirmasi dengan baik.
b. Inverted head and shoulder
Sebagai kebalikan dari head and shoulder adalah inverted head and shoulder. Dimana, pola ini mengisyaratkan sebagai sinyal bullish reversal. Yang membedakan hanya posisi kepala (head) dan kedua shoulder berada di titik harga terendah. Kemudian kedua necklace berada di area titik tertingginya harga.
Wedge Pattern
wedge pattern tak hanya ada pola Continuation, tapi juga pola Reversal , coba mengecekkan info di bawah.
a. Falling wedge
Untuk mengenali pattern ini cukup mudah, hanya perlu memperhatikan arah kemiringan pola nya saja, dimana falling wedge arah kemringannya mengerucut kebawah, berawal ketika harga sedang trend up, lalu membentuk pola konsolidasi penurunan high harga secara signifikan, diiringi pembentukan low harga yg juga mengarah kebawah. Sehingga jika ditarik dengan garis trendline akan terlihat mengerucut.
BACA JUGA: Strategi Trading dengan Falling Wedge, 70% Trader belum mengetahuinya
b. Rising wedge
Pola rising wedge tidak berbeda jauh dengan falling wedge, ini merupakan pola kebalikannya, terbentuk dari sebuah trend up, kemudian konsolidasi membuat pola high miring ke atas, dan low harga juga ikut bergerak naik keatas.
2. Continuation Chart Pattern
Sesuai dari arti nya, continuation adalah “kelanjutan”. Maka dalam Chart Pattern bermakna, munculnya sebuah pola yang mengisyaratkan akan terjadinya penerusan harga dari trend sebelumnya, meskipun terjeda oleh beberapa candle koreksi kecil yang disebut sebagai gerak retracement, namun pola yang terbentuk secara keseluruhan masih mengindikasikan gerak trend tetap berlanjut. Berikut dibawah ini beberapa jenis pola yang tergolong dalam continuation pattern:
Flag pattern
Menyerupai “bendera”, formasi ini mirip seperti garis trenline yang ada pada instrumen chart. Namun dalam tools line disebut sebagai channel trend, dimana berfungsi untuk mengetahui area harga breakout jika menembus batas resistance ataupun area support.
a. Bullish Flag pattern
Tekhnik ini berperan secara bullish, lonjakan harga trend up diibaratkan seperti “tiang”, dan harga konsolidasi yang terbentuk setelahnya membentuk “bendera”.
Berdasarkan keterangan gambar diatas, ketika harga sedang trend up, kemudian dilanjutkan dengan membentuk harga tertinggi dan terendah melalui sebuah pola-pola kecil seperti segitiga, harga terlihat mengalami penurunan, akan tetapi pembalikan arah trend turun tidak terjadi, dikarenakan pada saat membentuk pola segitiga terakhir harga berhasil menembus area titik tertinggi sebelumnya, lalu membuat beberapa candle retracement/breakout, dan selanjutnya harga kembali melanjutkan trend up (bullish).
b. Bearish Flag pattern
Berlaku aturan sama untuk trend bearish flag, hanya sebagai kebalikan dari bullish flag, yakni, lonjakan harga dari trend down diibaratkan sebagai “tiang” dan pembentukan harga koreksi selanjutnya disebut sebagai “bendera”.
Sebagai pengaplikasiannya, Anda bisa mencoba membuka entry setelah harga breakout terbentuk dengan sempurna. Buatlah area stop loss berada di lower high candle breakout untuk bullish flag, dan buatlah stop loss di area lower high untuk bearish flag, agar meminimalisir resiko kerugian.
Pennant Pattern
Pennant pattern jika digaris menggunakan trenline, bentuk nya hampir mirip dengan pola wedge. Dimana titik higher pola segitiga yang terbentuk setelah trend up (pennant bullish) condong miring ke bawah, dan lower nya pun condong miring keatas. Namun, jika dilihat secara detail ada perbedaan dari keduanya, yakni pada garis derajat kemiringannya, dimana pennant pattern memiliki garis kemiringan lebih simetris, sedangkan wedge pattern lebih condong ke salah satu arah saja.
a. Bullish pennant
Tekhnik pola ini menggabungkan antara pattern flag dan triangle. Tiang yang terbentuk akibat terjadi lonjakan harga trend up, lalu membentuk pola high low segitiga condong ke atas.
b. Bearish pennant
Untuk pennant bearish, belaku hal sama seperti pennant bullish, namun merupakan kebalikannya saja. Dimana penggabungan pola flag dan triangle berawal dari trend down.
BACA JUGA : Cara Trading dengan Bullish Pennant Pattern dan Bearish Pennant Pattern Terlengkap
Wedge Pattern
Pola ini mirip dengan pennant patern, secara struktur garis yang terbentuk juga hampir sama dengan kondisi seperti pennat.
a. Bullish wedge
Tekhnik pola bullish wedge ditandai dengan kondisi market seller berupaya membawa harga turun namun gagal menembus area support, sehingga pihak buyer membawa harga kembali naik.
b. Bearish wedge
Tekhnik pola ini ditandai dengan kondisi dimana seller lebih mendominasi market pasar daripada buyer, terlihat ketika harga melonjak dari arah trend down kemudian harga membentuk koreksi dengan berupaya mengangkat harga naik, namun ternyata gagal menembus area resistance.
Rectangle Pattern
Pola ini jika digaris berbentuk seperti persegi panjang, terdiri dari dua kateggori, yakni bullish rectangle dan bearish rectangle. Tetapi dalam pengaplikasiannya pola konsolidasi garis rectangle tidak selalu berbentuk horizontal, bisa juga sedikit miring seperti membentuk sudut.
a. Bullish rectangle
Pola ini biasanya terbentuk diakhir uptrend, dimana ketika harga trending berakhir membentuk pola sideway, maka ada kemungkinan arah akan beregrak bullish continuation, dengan catatan jika breakout harga tertinggi setelah konsolidasi sudah terlewati.
b. Bearish rectangle
Pola ini terbentuk diakhir trend down, ketika harga trend berakhir kemudian setelah nya membentuk pola sideway, maka ada kemungkinan arah harga meneruskan bearish, sama seperti bullish, rectangle bearish dapat terkonfirmasi dengan baik jika breakout harga terendah setelah konsolidasi berhasil dilewati.
3. Bilateral Chart Pattern
Sesuai dengan namanya pattern ini disebut bilateral karena pola yang terbentuk memberikan sinyal yang tak menentu, bisa membentuk continuation ataupun reversal. Berikut pola yang termasuk kedalam kategori bilateral yakni, :
Symertical Pattern
Symertical Pattern, mirip polanya seperti wedge dan penant pattern, Pola seperti ini cukup membuat sulit dalam memprediksi harga, karena ketika muncul symetrical pattern/symetrical triangle, pola garis high dan low nya harga sama-sama membentuk garis simetris, sehingga perlu tindakan wait and see untuk menindaklanjuti harga apakah bergerak continuation atau reversal.
Ascending triangle
Pola ini dikategorikan sebagai sinyal bullish. Hal ini ditandai dengan titik harga terendah yang semakin mengecil, sementara high nya tetap terlihat stabil. Artinya telah lemah kekuatan seller, dimana pihak buyer masih terlihat lebih dominan, sehingga tanda harga breakout mendukung dengan berhasil menembus higher pola flat harga sebelumnya dan trend berlanjut bullish.
Descending Triangle
pattern ini dikategorikan sebagai sinyal bearish. Kebalikan dari ascending triangle, dimana titik highh terus mengalami penurunan, sesdangkan titik low nya mtampak terlihat stabil. Hal ini menandakan melemahnya kekuatan buyer, dimana pihak seller lebih mendominasi pasar, lalu harga breakout berhasil menembus lower flat pola harga sebelumnya, kemudian akhirnya trend berlanjut bearish.
Manfaat dan Kelemahan trading menggunakan Chart Pattern
Menganalisa secara tekhnikal menggunakan Chart Pattern memberikan banyak manfaat untuk Anda sebagai trader, berikut beberapa manfaat tersebut:
Manfaat Trading dengan Chart Pattern
- Dengan memahami pola, maka tidak harus membutuhkan indikator sebagai acuan trading tetap. Karena sebuah pola jika benar-benar dipahami akan cukup akurat untuk dijadikan sinyal trading.
- Mudah ditemukan pada chart/grafik forex, bisa Anda lakukan dengan menggunakan garis trendline, vertikal line, atau horizontal line jika ingin mengetahui jenis pola apa yang terbentuk.
- Simpel/praktis dalam menganalisa secara tekhnikal.
- Dapat ditemukan dalam semua time frame.
- Mudah memprediksi perubahan gerak harga pasar.
- Dapat mengetahui tinggi rendah nya harga yang terbentuk dari referensi pola sebelum-sebelumnya. Sehingga bisa menentukan kapan waktu nya entry, take profit ataupun penempatan area stop loss nya.
- Semakin efektif sinyal pola jika digabungkan dengan indikator tambahan.
Kelemahan Trading dengan Chart Pattern
Meskipun pattern secara tekhnikal bisa mempermudah dalam menganalisa pasar, namun tekhnik tersebut juga memiliki kelemahan yang penting juga untuk diperhatikan, berikut beberapa kelemahannya:
- Analisa akan invalid, jika Anda kurang memahami pattern secara benar.
- Membingungkan bagi trader pemula, karena Chart Pattern memiliki banyak jenis yang perlu diketahui, dan hampir beberapa diantaranya memiliki pola yang mirip.
- Perlu faktor pendukung untuk menyamakan pola yang terbentuk, seperti penggunaan indikator.
Cara Trading dengan Chart Pattern
Sebagai trader yang baik, sebaik nya Anda tidak terlalu terburu-buru dalam menentukan kapan waktu entry. Sebagian trader memiliki sudut pandang lain, bahwa wait and see sangat diperlukan ketika melihat sebuah pergerakan harga. Mengapa demikian? Karena dengan memperhatikan pola secara seksama, dalam arti menunggu sampai proses pola itu terbentuk dengan sempurna, maka profit akan mudah Anda dapatkan.
Contoh menggunakan tekhnik Chart Pattern reversal ketika trading?
Contoh sederhana trading menggunakan sinyal pola reversal, yakni mulailah dengan menyiapkan garis trendline, lalu perhatikan perubahan gerak harga yang terbentuk setelah trending. Contoh gambar chart head and shoulder pattern!
Misalnya: ketika harga setelah trend up, market membuat pola segitiga pertama yaitu left shoulder, lalu kembali membentuk segitiga tetapi dengan titik high melebihi level shoulder left, karena harga gagal menembus area resistance, maka pola segitiga selanjutnya kembali membentuk right shoulder. Dari proses tersebut lower harga pada kedua shoulder disebut dengan necklane. Ketika harga sedang retracement dan berakhir melewati gari necklane, maka Anda bisa menggunakan kesempatan tersebut untuk membuka peluang harga sell.
Contoh menggunakan tekhnik Chart Pattern Continuation ketika trading?
Menggunakan sinyal continuation pattern ketika trading, yakni mulailah dengan menyiapkan garis trendline untuk menyatukan high dan low pola yang terbentuk. Contoh gambar flag pattern!
Gambar diatas merupakan flag Chart Pattern, keterangan nya: pada lingkaran hitam, jika Anda ingin entry buy maka perhatikan dahulu pola breakout yang terjadi, jika melewati higer pola segitiga sebelumnya maka besar kemungkinan penerusan harga masih akan berlanjut, apa lagi didukung dengan gagalnya harga breakout membentuk lower yang lebih rendah.
Contoh menggunakan tekhnik bilateral pattern formation ketika trading?
Berikut ini cara menggunakan formasi bilateral pattern sebagai sinyal trading, contohnya adalah pola ascending triangle.
Ascending triangle umum nya bersifat bullish continuation jika pola market terbentuk dari trend naik. Akan tetapi, bisa juga menjadi sinyal reversal jika market berawal dari trend turun. Oleh karena itu, diperlukan kejelian dalam memprediksi harga pada formasi bilateral ini.
Misalnya: keterangan gambar diatas, ketika harga sedang bergerak trend down, setelah nya harga membentuk pola segitiga sideways, lalu diselingi dengan beberapa candle sebagai breakoutnya harga, kemudian breakout support ternyata berhasil dilewati, dengan kejadian tersebut maka besar kemungkinan harga akan berlanjut trend down.
Anda bisa membuka entry sell ataupun buy setelah harga breakout terkonfirmasi dengan benar, dan coba buat stop los dihigher atau lower harga breakout tersebut, dengan jarak SL yang minim, maka dapat mengurangi resiko kerugian apabila terjadi kesalahan analisa.
Kesimpulan
Demikianlah artikel mengenai Chart Pattern trading yang populer dan sering digunakan oleh para trader. Sebagai kesimpulan akhir, jadilah seorang trader yang berkualitas, tidak hanya memprediksi harga hanya dari satu sudut pandang saja, akan tetapi belajarlah dengan benar-benar memahami pergerakan harga tersebut melalui faktor-faktor pendukungnya. Dengan demikian Anda bisa mendapatkan profit sesuai harapan. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan luas Anda dalam bertrading.