Moving Average: Definisi, Manfaat dan Jenisnya
Ingin menjadi seorang smart trader? Anda juga perlu memahami apa itu moving average. Moving average adalah salah satu indikator saham yang sering digunakan banyak trader, baik trader pemula hingga mahir. Bisa dibilang, indikator merupakan elemen analisa terakhir yang biasa digunakan para trader setelah penggunaan trend, chart pattern, support & resistance, dan candlestick pattern.
Hal ini wajar terjadi karena indikator bisa berperan sebagai tools untuk mengkonfirmasi semua analisis yang telah kita lakukan sebelumnya. Meski bukan yang utama, indikator tetap kita perlukan agar lebih yakin dalam mengambil keputusan. Saat pertama kali membuka chart, kita mungkin hanya akan menemukan price dan volume. Indikator inilah yang nantinya akan membantu kita menganalisis grafik melalui formula perhitungan matematis untuk menghitung harga dan volume tersebut.
Terdapat ratusan indikator yang telah dipakai oleh banyak trader, salah satunya moving average, RSI, Ichimoku, Bollinger Band dan sejenisnya. Nah, kira-kira indikator manakah yang paling bagus? Sebenarnya, semua indikator itu bagus digunakan jika kita memahami fungsi dan cara menggunakannya karena setiap indikator dibuat dengan tujuan tertentu. Akan tetapi, ada salah satu indikator yang paling umum digunakan para trader, yaitu moving average. Apa itu Moving Average? Berikut informasinya:
Table of Contents
Moving Average Adalah ?
Jika dilihat dari asal katanya, moving memiliki makna “bergerak” dan average bermakna “rata-rata”. Jadi, kita bisa mengartikan moving average sebagai nilai rata-rata yang bergerak. Nilai rata-rata tersebut bisa berasal dari harga open, harga close, high, low, atau median. Biasanya, indikator MA akan terlihat seperti sebuah garis yang bergerak. Tujuan penggunaan indikator ini adalah untuk melihat pergerakan harga suatu aset dalam periode waktu tertentu.
Moving average juga menjadi bagian dari indikator lagging, di mana kita bisa menggunakan peristiwa yang telah terjadi sekaligus menerangkan kondisi historis di dalam pasar. Indikator ini memang memiliki kesamaan dengan penggunaan analisa price action. Namun price action hanya bisa kita gunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan, sedangkan MA bisa kita gunakan sebagai tools pemberi konfirmasi.
Kerangka waktu yang kita gunakan untuk melihat pergerakan nilai rata-rata aset juga bisa disesuaikan dengan kebutuhan atau teknik analisa yang dipakai. Namun, para trader biasanya menggunakan periode 5 untuk melihat pergerakan nilai rata-rata dalam waktu satu minggu, periode 20 untuk melihat pergerakan nilai rata-rata dalam waktu selama 1 bulan, periode 60 untuk melihat pergerakan nilai rata-rata selama 3 bulan, dan periode 120 untuk melihat pergerakan nilai rata-rata selama 6 bulan.
Moving average memiliki tampilan visual yang mudah dilihat atau dimengerti. Misalnya, moving average yang bergerak naik menandakan kondisi pasar bullish, moving average yang bergerak datar menunjukan kondisi pasar sideways, dan moving average yang bergerak turun menunjukan kondisi pasar bearish. Indikator ini juga mempermudah trader dalam melihat candle karena hanya memiliki komponen satu garis saja sehingga chart agar terlihat lebih clean.
Manfaat Moving Average
Moving Average memiliki beberapa manfaat dengan cara penggunaan yang berbeda-beda. Dalam menggunakan MA, kita harus mengingat dua istilah, yaitu golden cross dan dead cross. Golden cross terjadi ketika MA yang memiliki periode pendek melewati MA yang memiliki periode panjang. Sebaliknya, dead cross terjadi moving average yang memiliki periode pendek melewati ke bawah dari MA yang memiliki periode panjang. Secara rinci, berikut manfaat dan cara menggunakan MA:
· Alat Konfirmasi Trend
Sebagai alat konfirmasi tren, kita bisa melihat dari adanya golden cross. Sebab, golden cross mengindikasikan adanya bahwa tren berubah dari down tren menjadi uptrend. Jika terjadi dead cross, maka mengindikasikan adanya perubahan dari uptrend menjadi downtrend. Untuk mengonfirmasi arah trend, kita juga bisa menggunakan lebih dari satu MA yang berbeda-beda. Jika moving average dengan periode waktu yang pendek berada di atas garis MA yang memiliki periode lebih panjang, maka hal itu menunjukan adanya uptrend. Sebaliknya, jika MA berada di bawah garis MA dengan periode terpanjang, maka hal itu menunjukan downtrend.
· Menentukan titik support atau resistance
Untuk menunjukan adanya titik support dan resistance, kita bisa melihat adanya garis moving average. Ketika posisi harga di atas garis moving average, maka hal itu menunjukan adanya titik support. Namun ketika harga berada di bawah garis moving average, maka garis moving average menjadi resistance.
· Menentukan sinyal sell atau buy
Moving average bisa kita gunakan untuk mengonfirmasi tren dan titik support maupun resistance, Dari dua manfaat tersebut, kita juga bisa menentukan kapan saatnya melakukan sell atau buy. Kita bisa melakukan buy ketika terdapat golden cross atau posisi harga menempati bagian atas garis moving average. Sebaliknya, posisi sell bisa kita ambil saat terdapat dead cross atau posisi harga berada di bawah garis moving average.
Jenis-Jenis Indikator Moving Average
Moving average terbagi ke dalam beberapa jenis. Setiap jenis indikator tersebut memiliki teknik perhitungan yang berbeda-beda. Untuk mengetahui jenis moving average yang paling akurat, kita harus memahami ketiganya. Berikut masing-masing penjelasannya:
1. Simple Moving Average Adalah ?
Sesuai dengan namanya, simple moving average merupakan indikator moving average yang paling sederhana. Untuk memahami perhitungan indikator MA, kita harus memahami terlebih dahulu bagaimana perhitungan dengan model SMA ini. Sebab, simple MA ini merupakan basic untuk memahami MA secara keseluruhan. Perhitungan dengan simple MA ini biasanya digunakan untuk menentukan arah trend. Jika SMA bergerak naik, maka kondisi pasar sedang berada dalam up trend. Sebaliknya, SMA yang bergerak turun menunjukan kondisi pasar downtrend.
Cara menghitungnya hanya dengan menjumlahkan rata-rata pergerakan candlestick sebelumnya, lalu membagi angka tersebut dengan jumlah periode waktu dalam rata-rata perhitungan. Misalnya, ketika kita ingin menghitung rata-rata 20 pergerakan candlestick (MA 20), maka kita menghitung rata-rata 200 pergerakan candlestick sebelumnya. Dalam satu candlestick memuat empat informasi harga, yaitu harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi, dan terendah.Namun, para trader biasanya menggunakan data dari harga penutupan (closing price) karena dinilai lebih akurat. Setelah itu, nilai rata-rata dari harga penutupan akan disajikan dalam sebuah garis. Secara rinci, berikut rumus perhitungan SMA:
2. Weighted Moving Average Adalah ?
Weighted Moving Average adalah indikator teknis yang memberikan bobot lebih besar ke harga terbaru dan memberi lebih sedikit bobot ke harga yang sudah ada di masa lalu. Jadi semakin baru data tersebut, perhitungan akan semakin besar daripada harga yang lebih lama. Jika SMA bisa kita gunakan untuk mengetahui trend pasar, maka WMA bisa kita manfaatkan untuk mengetahui kapan kita harus melakukan sell atau buy. Jadi, Perhitungan WMA bisa dilakukan dengan mengalikan setiap angka dalam data dengan bobot yang telah ditentukan, kemudian menjumlahkan nilai yang dihasilkan. Secara rinci, berikut rumus perhitungan WMA:
3. Exponential Moving Average (EMA)
Exponential Moving Average adalah pergerakan nilai rata-rata yang menempatkan bobot yang lebih besar pada titik data terbaru. Indikator teknis ini juga sering disebut dengan exponentially weighted moving average atau rata-rata bergerak tertimbang eksponensial. Indikator teknis ini digunakan untuk menghasilkan sinyal buy dan sell dan berdasarkan persilangan dan divergensi dari rata-rata historis. Perhitungan EMA juga serupa dengan WMA, yaitu dengan mengalikan angka dalam data dengan bobot yang telah ditentukan, lalu kita menjumlahkan nilai yang dihasilkan. Hanya saya, bobot data terbaru pada perhitungan EMA lebih besar daripada bobot data yang lebih lama. Secara rinci, berikut rumus perhitungan EMA:
Setiap jenis moving average memiliki keunggulan dan kelebihan masing-masing. Jika ingin menggunakan perhitungan yang jarang menemui false play, maka Anda bisa menggunakan SMA. Namun, perhitungan EMA dan WMA bisa merespon tren jauh lebih cepat. Kita bisa menggunakan SMA, EMA, atau WMA sesuai kebutuhan. Bagi kalian yang merupakan tipe swing trader, maka lebih baik menggunakan SMA karena jarang menemui false play. Sedangkan bagi kalian yang masuk dalam tipe day trader, maka EMA dan WMA akan lebih cocok karena bisa membantu kalian untuk mengambil keuntungan jauh lebih cepat.
4. Double Exponential Moving Average (DEMA)
Para trader juga sering menggunakan DEMA untuk menentukan momentum. Perhitungan ini dilakukan dengan lebih dari satu EMA. Teknik ini bisa dibilang paling populer di kalangan trader pemula karena mampu menghasilkan perhitungan dengan akurasi tinggi dengan cara yang tidak terlalu sulit. Selain itu, perhitungan DEMA juga jarang menghasilkan false play lebih dari EMA. Meski mampu menghasilkan sinyal yang akurat, momentum dalam DEMA seringkali terlambat daripada EMA.
5. Triple Exponential Moving Average (TEMA)
Perhitungan Tema juga banyak digunakan para trader karena dianggap mampu menunjukan akurasi tren yang lebih cepat. Cara perhitungan TEMA seringkali dikolaborasikan dengan DEMA dan EMA untuk menghitung tren yang menggunakan TRIX atau momentum indikator yang menginformasikan kapan harga pasar terlalu mahal atau murah.
6. Moving Average Channel (MAC)
Moving average channel menawarkan metode khusus untuk menentukan perhitungan awal stop-loss dalam trading setelah terdapat set up dan trigger. Perhitungan MAC didasarkan pada rata-rata pergerakan harga tertinggi dan terendah, yang berlawanan dengan crossover (perpotongan) pada garis MA yang menggunakan nilai rata-rata pergerakan harga penutupan. Dalam perhitungan MAC,nilai rata-rata justru dihitung berdasarkan data dari harga tertinggi dan terendah.
7. Modified Moving Average (MMA)
Modified Moving Average, yang juga dikenal sebagai Running Moving Average (RMA) atau SMoothed Moving Average (SMMA), adalah indikator yang menunjukkan nilai rata-rata harga produk investasi selama periode waktu tertentu. Perhitungannya mirip dengan exponential MA. Poin pertama MMA dihitung dengan cara yang sama seperti pada perhitungan SMA, Setelah itu, harga baru ditambahkan terlebih dahulu lalu rata-rata terakhir dikurangi dari jumlah yang dihasilkan. Secara rinci, berikut rumus perhitungan MMA:
8. Moving Average Multiple
Moving average multiple adalah indikator teknis yang digunakan untuk mengantisipasi potensi breakout harga suatu aset. Perhitungan moving average multiple dilakukan dengan menggunakan rata-rata pergerakan eksponensial (EMA) untuk menangkap perbedaan antara harga dan nilai dalam suatu saham. Namun, moving average multiple bukanlah indikator hasil akhir (lagging) melainkan tanda dari perubahan harga dan nilai yang berkembang.
BACA JUGA: Mengenal apa itu price action dalam trading forex hingga cara memakainya
Kesimpulan
Moving average merupakan salah satu indikator teknikal yang bisa kita manfaatkan untuk menghitung nilai aset dalam periode waktu tertentu. Indikator teknikal ini sangat membantu kita untuk menentukan posisi buy atau sell, mengkonfirmasi arah tren, serta menentukan titik support dan resistance. Terdapat berbagai jenis moving average, yaitu SMA, WMA, EMA, MAC, MMA dan sejenisnya. Setiap jenis moving average tersebut memiliki rumus perhitungan yang berbeda-beda. Kita bisa menggunakannya sesuai kebutuhan.
Moving average memang indikator yang baik dalam analisis teknikal. Namun, indikator ini hanya mengandalkan perhitungan data historis. Karena itu, kesimpulan tentang tren pasar yang dihasilkan hanya berlandaskan pada informasi yang sudah lalu tanpa mempertimbangankan faktor lain yang bisa memengaruhi harga pasar. Sebelum melakukan trading atau investasi, ada baiknya Anda juga memperhitungkan faktor yang berpengaruh terhadap harga pasar di masa mendarang. Oleh sebab itu,ada baiknya kita juga mengkombinasikannya dengan indikator lainnya agar menghasilkan perhitungan yang lebih akurat.
FAQ- Moving Average
Terdapat beberapa pertanyaan umum yang sering diajukan oleh banyak orang ketika mempelajari indikator MA ini. Berikut hal yang sering ditanyakan banyak orang ketika mempelajari MA:
- Apa itu moving Average?
Pertanyaan ini adalah hal utama yang sering diajukan banyak orang ketika baru saja mempelajari trading dengan indikator teknikal. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, moving average adalah salah satu indikator paling umum dipakai oleh analis atau investor untuk melihat perubahan arah trend. MA adalah pergerakan rata-rata harga saham dalam periode waktu tertentu. Misalkan, kita menggunakan MA periode lima, maka hal itu menunjukan adanya lima periode pergerakan harga yang dibagi menjadi rata-rata. MA juga disebut rata-rata bergerak karena menggunakan perhitungan ulang secara terus-menerus berdasarkan data harga terbaru. Indikator teknikal ini juga dikenal sebagai indikator lagging karena mengikuti aksi harga aset dasar untuk menghasilkan sinyal atau menunjukkan arah trend tertentu.
- Manfaat Moving Average?
Moving average membantu kita untuk menentukan titik support dan resistance dengan mengevaluasi pergerakan harga aset. MA juga mencerminkan pergerakan harga sebelumnya, yang bisa kita gunakan untuk menentukan potensi arah harga aset. Dengan begitu, kita bisa menentukan posisi untuk melakukan sell atau buy. Kita bisa mengambil posisi sell saat posisi harga berada di bawah garis MA, sebaliknya posisi buy bisa kita ambil ketika harga berada di atas garis MA.
- Apa saja contoh moving average?
Untuk memahami contoh penggunaan MA, kita harus memahami terlebih dahulu jenis-jenis perhitungan MA. Secara umum, ada tiga jenis perhitungan MA yang biasa digunakan oleh para trader, yaitu simple MA, exponential MA, dan weighted MA. Namun untuk memahami perhitungan MA secara keseluruhan, kita harus memahami simple MA. Sebab, perhitungan simple MA ini menjadi dasar dalam memahami moving average secara keseluruhan.
Misalnya, kita memiliki data harga penutupan (closing price) 30 hari terakhir. Untuk menentukan harga aset di hari ke 31, kita bisa menjumlahkan nilai selama 30 hari dari harga penutupan tersebut dan membaginya dengan 30 untuk mendapatkan prediksi hari berikutnya.