Cara Menggunakan Osilator Momentum Dapat Profit dalam Trading
Osilator momentum adalah indikator yang biasa ditampilkan dalam chart trading. Indikator yang bersifat gratis ini akan membantu Anda untuk menemukan peluang open posisi agar profit yang didapatkan maksimal. Sebenarnya, apa itu osilator momentum dan bagaimana cara menggunakannya dalam trading? Berikut penjelasan lengkap mengenai osilator momentum:
Table of Contents
Apa Itu Osilator Momentum?
Osilator momentum adalah indikator untuk mengukur perubahan harga aset dalam periode waktu tertentu. Indikator ini bisa Anda dapatkan gratis pada Metatrader 4 atau metatrader 5. Posisi indikator ini selalu berada di bawah chart harga.
Indikator ini bekerja dengan mengukur perubahan harga saat ini dengan periode waktu sebelumnya. Lalu hasil pembagian harus dikalikan 100. Jika nilai kurang dari 100, maka hal itu menandakan bahwa harga bergerak di zona negatif. Sebaliknya, jika hasil penghitungan di atas 100, maka harga bergerak di zona positif atau uptrend.
Osilator momentum merupakan indikator utama yang memberikan sinyal adanya perubahan arah trend di masa depan. Indikator ini bisa digunakan oleh trader intraday atau swing trader. Tak hanya menentukan arah trend, osilator momentum juga membantu menentukan kekuatan trend yang terjadi sekaligus menganalisis apakah pasar sedang overbought atau oversold.
Cara Kerja Osilator Momentum
Jika Momentum Oscillator mencapai nilai yang sangat tinggi atau rendah (relatif terhadap nilai historisnya), hal itu menandakan trend saat ini akan berlanjut. Sebab, osilator momentum tidak memiliki batas atas dan bawah. Jadi, Anda harus memeriksa secara visual historis garis momentum dan menggambar garis horizontal di sepanjang batas atas dan bawahnya. Ketika garis momentum mencapai level tersebut, hal ini mungkin mengindikasikan bahwa ase overbought atau oversold.
Osilator Momentum adalah osilator tidak terikat, artinya tidak ada batas atas atau bawah. Hal ini membuat interpretasi kondisi overbought atau oversold menjadi subjektif. Ketika osilator momentum overbought, aset dapat terus bergerak lebih tinggi. Ketika indikator osilator momentum oversold aset dapat terus lebih rendah juga.
Karena itu, Anda harus menggunakan osilator momentum bersama dengan indikator tambahan atau analisis harga ketika mencoba menganalisis kondisi jenuh beli atau jenuh jual. Jika harga dasar membuat harga tertinggi atau terendah baru yang tidak dikonfirmasi oleh Indikator Momentum, hal itu bisa menandakan adanya pembalikan harga.
Cara Trading dengan Osilator Momentum
Pada indikator momentum ini, ada satu level yang membagi indikator menjadi dua zona. Jika garis indikator berada di atas level 100, hal itu menandakan bahwa harga aset bergerak di zona positif atau uptrend. Sebaliknya, garis indikator yang berada di label 100 menandakan bahwa instrumen trading bergerak di zona downtrend atau zona negatif. Pada indikator momentum ini, tidak ada pembatas area oversold atau overbought, berbeda dengan indikator osilator lainya. Pada indikator ini, hanya ada satu level, yakni 100. Instrumen trading dianggap mengalami overbought atau oversold ketika garis indikator bergerak menjauhi level 100. Lalu untuk entry posisi, Anda bisa menggunakan cara berikut:
Entry buy
Untuk entry buy, pastikan garis indikator cross dari bawah ke atas level 100. Lalu perhatikan jenis candle yang terbentuk. Jika yang terbentuk adalah candle bullish atau candle reversal bullish, Anda bisa segera melakukan entry posisi buy. Entry posisi buy bisa dilakukan saat candle tersebut close. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:
Pada gambar di atas, indikator melakukan cross dari bawah ke atas level 100 tepat saat candle bullish engulfing terbentuk. Bullish engulfing adalah candle yang menunjukan adanya perubahan dari beralih ke bullish. Jadi, Anda bisa melakukan open posisi buy saat candle bullish engulfing close dan tepatkan stop loss di bawah formasi candle bullish engulfing.
Entry Sell
Untuk entry sell, Anda harus memastikan bahwa indikator melakukan cross dari atas ke bawah level 100. Setelah itu, lihat pola candle yang mendukung. Jika formasi candle yang terbentuk mendukung adanya downtrend, maka Anda bisa segera entry sell. Agar lebih jelas, coba perhatikan contoh chart harga di bawah ini:
Pada gambar diatas, indikator bergerak ke zona negatif. Lalu terbentuk formasi candle bearish engulfing yang menandakan bahwa instrumen trading akan segera bergerak turun. Jadi, Anda bisa melakukan entry sell dibawah formasi candle tersebut dan meletakan stop loss saat candle tersebut melakukan close.
Strategi Trading dengan Oscillator Momentum
- Tunggu sampai terjadi cross level 100
Terjadinya cross menunjukan bahwa garis indikator telah memasuki area uptrend atau downtrend. Jika cross dari bawah ke atas, hal itu menunjukan bahwa instrumen trading sedang uptrend. Sebaliknya, cross dari atas ke bawah menunjukan bahwa instrumen trading sedang downtrend. Saat ada sinyal bullish, kita bisa bersiap entry buy dan lakukan entry sell saat ada sinyal bearish.
- Kombinasikan dengan pola candlestick
Setelah melihat adanya cross pada garis indikator, Anda bisa melihat jenis candlestick yang berada di atas indikator. Jika indikator berada di atas level 100 dan yang terbentuk adalah candle bullish, Anda bisa melakukan open posisi buy. Jika indikator berada di bawah level 100 dan yang terbentuk adalah candle bearish, Anda bisa open posisi sell.
- Gunakan convergence dan divergence
Pola convergence terjadi saat instrumen trading bergerak dalam kondisi downtrend namun indikator menampilkan pergerakan naik. Jadi, terdapat ketidaksesuaian antara indikator dan char harga. Pada saat itu, Anda bisa melakukan open posisi buy. Sebab, hal itu merupakan sinyal bahwa instrumen trading akan bergerak naik.
Sementara itu, divergence adalah kondisi saat instrumen trading bergerak dalam kondisi naik namun indikator momentum bergerak turun. Hal ini merupakan sinyal bagi kita untuk open posisi sell.
Keunggulan Indikator Oscilator Momentum
Indikator oscilator momentum banyak digunakan trader karena memiliki keunggulan seperti berikut:
✅Mudah digunakan | Indikator ini sangat mudah digunakan karena hanya terdiri atas satu level yang membagi indikator menjadi dua zona. Selain itu, penggunaanya tidak memerlukan analisa matematika yang rumit sehingga mudah digunakan oleh pemula. |
✅Membantu menentukan arah trend | Indikator ini sangat membantu dalam menentukan arah trend. Saat indikator bergerak di bawah level 100, hal itu adalah tanda bahwa pasar sedang downtrend. Jika bergerak di atas level 100, hal itu adalah tanda bahwa pasar sedang uptrend. |
✅Membantu entry posisi | Karena mempermudah kita dalam menentukan arah trend, indikator ini juga sangat membantu dalam menentukan kapan saatnya open posisi sell. Ketika indikator menunjukan pergerakan positif, kita bisa melakukan open posisi buy. Namun saat indikator menunjukan pergerakan negatif, kita bisa melakukan open posisi sell. |
Kekurangan Indikator Oscilator Momentum
Indikator oscilator momentum juga punya beberapa kekurangan seperti berikut:
❌Butuh bantuan indikator lain | Karena hanya terdiri dari satu level yang membagi dua zona, indikator ini tidak bisa menghasilkan analisis yang akurat. Anda masih perlu mengkombinasikannya dengan analisis lain seperti formasi candle yang terbentuk atau bantuan indikator lainnya. |
❌Tidak bisa menentukan zona overbought dan oversold | Indikator oscilator ini tidak bisa kita gunakan untuk menentukan apakah instrumen trading sedang overbought atau oversold dengan akurat, berbeda dengan indikator oscillator lainnya. Zona overbought atau oversold hanya bisa dilihat dari garis indikator yang bergerak menjauh atau mendekat dari level 100. Namun, hal itu seringkali menimbulkan salah tafsir. |
Jenis-jenis Osilator Momentum
Selain indikator momentum, osilator juga memiliki beberapa jenis indikator lain seperti berikut:
Oscillator Stochastic
Osilator Stochastic dikembangkan oleh George Lane pada tahun 1950-an. Indikator ini sangat populer karena terbukti memiliki tingkat akurasi yang tinggi dalam menentukan kapan waktu yang tepat untukopen posisi selll atau buy. Indikator bekerja dengan melihat harga penutupan instrumen trading dan membandingkan nilai tersebut dengan kisaran harga selama periode waktu tertentu.
Indikator stochastic memiliki level nol hingga 100. Jika pergerakan harga berada di bawah level 20, hal itu menandakan bahwa aset sedang berada di zona oversold. Sebaliknya, aset dianggap berada di zona overbought saat berada di atas zona 80.
Stochastic menghasilkan dua garis, garis utama dan garis sinya. Ketika ada peluang open posisi, maka kedua garis tersebut akan saling bertabrakan atau melakukan cross. Anda bisa menggunakan indikator ini untuk menentukan kapan saatnya open posisi sell atau buy atau mengukur seberapa kuat trend yang terjadi. Contoh indikator osilator stochastic bisa Anda lihat di bawah ini:
Indikator Relative Strength Index (RSI)
Indikator Relative Strength Index (RSI) diperkenalkan oleh Welles Wilder pada tahun 1978. RSI bekerja dengan menganalisis karakteristik perubahan harga terbaru untuk mengevaluasi momentum. Indikator ini juga membantu kita untuk memprediksi apakah instrumen trading sedang overbought atau oversold. Seperti osilator lainnya, RSI juga memiliki level dari nol hingga 100. Jika pergerakan harga instrumen trading berada di atas 70, hal itu menandakan bahwa aset tersebut sedang overbought. Sebaliknya, instrumen trading di anggap oversold saat berada di level 30.Tidak seperti stochastic, RSI hanya menghasilkan satu nilai yang berubah sebagai reaksi terhadap harga bar terbaru.
RSI dibangun dengan melihat perhitungan di mana keuntungan rata-rata dibagi dengan kerugian rata-rata selama periode tertentu. RSI yang naik saat harga turun menandai divergensi bullish yang sering kali bekerja baik dengan strategi pullback. Sementara itu, RSI yang turun saat harga naik menandai divergensi bearish yang menandakan sinyal untuk open posisi sell. Contoh indikator RSI bisa dilihat di bawah ini:
Money Flow Index (MFI)
Money Flow Index (MFI) adalah indikator momentum yang mengukur aliran uang masuk dan keluar dari sekuritas selama periode waktu tertentu. Tidak seperti indikator RSI atau stochastic, Money Flow Index (MFI) bekerja dengan melihat harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi overbought dan oversold. Indikator ini juga memiliki level nol hingga 100.
Sama seperti RSI, MFI menghasilkan sinyal konvergensi-divergensi ketika membandingkan lintasan harga dan indikator. Munculnya divergensi sering menghasilkan sinyal beli atau jual yang paling menguntungkan.MFI dihitung dengan mengumpulkan nilai Arus Uang positif dan negatif (lihat Arus Uang), kemudian membuat Rasio Uang. Rasio Uang kemudian dinormalisasi ke dalam bentuk osilator LKM.
Sebuah instrumen trading dikatakan mencapai kondisi overbought jika bergerak di atas level 20 dan mencapai kondisi oversold ketika bergerak di bawah level 20. Garis level harus memotong puncak tertinggi dan palung terendah.
Level oversold atau overbought tidak bisa menjadi patokan utama untuk open posisi. Trader harus mempertimbangkan analisis tambahan untuk mengonfirmasi titik aman. Perlu diingat, selama tren kuat, MFI mungkin tetap overbought atau oversold untuk waktu yang lama.
Jika harga dasar membuat harga tinggi atau rendah baru yang tidak dikonfirmasi oleh MFI, divergensi yang muncul dapat menandakan pembalikan harga.
Price Rate of Change
Price Rate of Change (ROC) mengukur momentum dengan melihat persentase perubahan harga antara bar saat ini dan periode sebelumnya yang ditentukan. Tidak seperti osilator lainnya, plot indikator ROC dimulai dari garis nol pusat dan bergerak ke wilayah positif atau negatif, tergantung pada pergerakan harga selama periode yang diperiksa.
Selain menghasilkan data konvergensi dan divergensi, persilangan melalui garis nol juga menghasilkan sinyal beli dan jual. Nilai ROC tidak terbatas, artinya mereka dapat melampaui 100 atau jauh di bawah -100.
ROC yang naik di atas garis nol menandakan adanya trend naik, sedangkan ROC yang turun di bawah garis nol menandakan adanya trend turun.Selain itu, sinyal hanya berlaku untuk periode waktu yang ditetapkan dan pengaturan yang berbeda selalu menghasilkan sinyal yang berbeda. Contoh indikator ROC bisa dilihat di bawah ini:
Commodity Channel Index (CCI)
Commodity Channel Index (CCI) berguna untuk mengevaluasi arah dan kekuatan tren, serta menghasilkan plot yang digunakan teknisi pasar untuk mengidentifikasi waktu terbaik untuk masuk atau keluar dari suatu posisi. CCI juga berfungsi dengan baik sebagai filter perdagangan, mengidentifikasi pasar yang membosankan saat yang terbaik untuk menyingkir.
Indikator ini bekerja dengan memeriksa perbedaan antara harga saat ini dan harga rata-rata historis yang ditetapkan oleh teknisi. CCI di atas nol menunjukkan harga saat ini berada di atas harga historis sedangkan CCI negatif menunjukkan harga saat ini di bawah harga historis.
Tidak seperti RSI dan Stochastic, nilai CCI tidak terbatas dan bisa di atas 100 atau di bawah -100, untuk menentukan kondisi overbought atau oversold. CCI juga dapat menyimpang dari harga, menandakan potensi kelemahan dalam tren naik dan potensi kekuatan dalam tren turun. Strategi pullback seringkali dapat digunakan dengan baik dalam menentukan waktu entri yang panjang dan pendek ke dalam kondisi pasar yang berbeda. Contoh indikator CCI bisa dilihat di bawah ini:
Rekomendasi Broker
Jika Anda butuh broker yang aman dan terpercaya, Anda bisa serahkan semuanya ke broker Mitrade. Mitrade telah mendapatkan legalitas dari otoritas keuangan Australia (ASIC) dan Kepulauan Cayman. Selain itu, Mitrade juga menyediakan berbagai fasilitas yang membantu trader untuk meraih profit maksimal di pasar model, seperti ratusan indikator, 7 jenis chart, leverage, dan akun demo senilai US$ 50.000. Proses buka akun di Mitrade juga sangat mudah dan bisa dilakukan di rumah. Berikut cara buka akun di mitrade:
- Akses laman resmi (www.mitrade.com) atau langsung gunakan aplikasi selulernya yang bisa Anda download di PlayStore atau AppStore.
- Lakukan registrasi dengan akun Facebook, Google, Apple ID atau verifikasi.
- Untuk menghindari penipuan, lakukan verifikasi dengan mengunggah kartu id (bisa SIM, KTP, atau Paspor) dan rekening koran yang masih berlaku.
- Setelah verifikasi selesai, Anda bisa melakukan deposit minimal US$ 50 melalui e- wallet atau transfer virtual account.
- Pilih instrumen trading yang Anda inginkan dan Anda bisa melakukan transaksi di pasar modal (saham, indeks, forex, cryptocurrency, dan komoditas).
Kesimpulan
Osilator momentum adalah indikator yang bisa kita manfaatkan untuk mengukur perubahan harga aset dalam periode waktu tertentu. Indikator ini sangat mudah digunakan dan bisa kita manfaatkan untuk menentukan arah trend sehingga kita bisa tahu kapan saatnya open posisi. Namun, indikator ini bisa dibilang kurang akurat sehingga Anda perlu mengkombinasikannya dengan indikator atau analisis teknikal lainnya.
Disclaimer: Artikel ini ditulis dari review berbagai sumber dan praktik menggunakan akun demo. Tujuan penulisan hanya untuk edukasi. Jika terdapat saran trading, hal itu hanya bisa ANda gunakan sebagai referensi saja, bukan acuan utama.