Melihat Tren Saham Kemasan di Tahun 2023, Mana yang Layak Investasi?
Saham kemasan menjadi salah satu list saham favorit banyak investor belakangan ini. Namun, apakah saham kemasan benar-benar mampu memberikan profit tinggi? Berikut review lengkap mengenai saham kemasan:
Table of Contents
Apa Itu Saham Kemasan?
Saham kemasan adalah list saham yang dikeluarkan oleh emiten yang bergerak di bidang pengemasan. Sebenarnya, saham-saham di sektor produksi kemasan ini mencatatkan kinerja yang beragam di setiap akhir penutupan pasar. Bahkan, beberapa analis menilai bahwa emiten di sektor ini tidak terlalu likuid.
Oleh karena itu, investor sebaiknya mencermati pemberitaan terkait kinerja emiten di sektor tersebut. Hal ini disebabkan karena industri plastik dan kemasan masih diperlukan untuk keperluan packaging sekaligus olahan barang-barang kebutuhan rumah tangga. Jika semua itu mengalami peningkatan, hal ini bisa memicu sentimen yang baik untuk pergerakan harga sahamnya.
Namun, ada juga analis yang menilai bahwa emiten-emiten kemasan tersebut memiliki kecenderungan bergerak datar atau sideways di beberapa emiten. Bahkan, ada juga emiten kemasan yang memiliki volume mini. Oleh karena itu, investor yang ingin masuk ke emiten kemasan ini sebaiknya turut mencermati volume perdagangan dan indikator kedepannya.
Daftar Saham Kemasan yang Tercantum di BEI
Terdapat beberapa emiten saham kemasan yang telah tercantum di Bursa Efek Indonesia (BEI). Beriktu daftar emiten tersebut:
1. AKPI
Saham dengan kode AKPI dimiliki oleh perusahaan PT Argha Karya Prima Industry Tbk. Emiten ini menjalankan kegiatan usahanya sejak tahun 1980 di bidang industri barang plastik, seperti polyethylene, terephthalate, dan polypropylene. Emiten ini juga tergolong salah satu produsen film kemasan terbaik di Asia Tenggara.
Produk utama yang dihasilkan emiten ini adalah film kemasan dengan jenis BOPET dan BOPP atau Polyester, yang masing-masing dijual dengan merek dagang ARLENE dan ARETA.
Pada tahun 2021, emiten saham plastik ini berhasil meraih total pendapatan hingga Rp 2,7 triliun dengan laba bersih mencapai Rp 148 miliar. Untuk saat ini, harga saham plastik ini berada di angka Rp 1.260 per lembar. Harga di buka di angka Rp 1.250 per lembar. Dengan harga tertinggi Rp 1.900.
Jika dilihat kebelakang, saham plastik ini memulai penawaran perdana (IPO) pada 18 Desember 1992 dengan harga penawaran Rp 3.800 per lembar. Dana yang terkumpul dari IPO mencapai Rp 60,8 Milyar.
2. Saham APLI
Saham APLI dikeluarkan oleh emiten PT Asiaplast Industries Tbk. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1990 namun mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1992. Emiten ini melakukan IPO pada bulan Mei tahun 2000 dengan menawarkan 60 juta lembar saham. Harga saham yang ditawarkan saat itu berada di angka Rp 600 per lembar.
Perusahaan ini bergerak di bidang impor bahan baku plastik dan lembaran PVC untuk penggunaan industri. Perusahaan ini juga memproduksi lembaran PVC transparan, laminasi, dan cetak. Pada tahun 2021, emiten ini berhasil meraih total pendapatan mencapai Rp 421 miliar dengan laba bersih Rp 23 miliar.
Untuk saat ini, harga saham APLI berada di angka Rp 261 per lembar. Harga saham dibuka di angka Rp 208, yang menandakan adanya tren positif di hari ini. Harga tertinggi saham ini mencapai Rp 314 per lembar. Saham APLI memiliki kapitalisasi pasar mencapai 299, 79 milyar.
3. Saham ESIP
Saham ESIP dikeluarkan oleh emiten PT. Sinergi Inti Plastindo Tbk. Emiten ini berdiri sejak tahun 2001. EMITEN ESIP merupakan perusahaan di bidang industri barang dari plastik untuk pengemasan. Perusahaan ini telah bertumbuh menjadi perusahaan pengemasan dengan kualitas terbaik di Indonesia.
Emiten ESIP melakukan penawaran perdana atau IPO pada 14 November 2019 dengan menawarkan 190 juta lembar saham. Dana yang terkumpul dari IPO mencapai Rp 30.970 juta. Harga saham saat IPO ditawarkan di angka 163.
Saat ini, harga saham ESIP berada di angka Rp 53 per lembar. Kapitalisasi pasar saham ini mencapai 58,83 miliar. Harga tertinggi saham ini berada di angka Rp 161,45 per lembar. Sementara itu, harga terendahnya mencapai Rp 50 per lembar.
4. Saham FPNI
Saham FPNI dikeluarkan oleh emiten PT Lotte Chemical Titan Tbk yang berdiri pada tahun 1987. Perusahaan ini berdiri di bawah Lotte Chemical Corp. Perusahaan ini bergerak di bidang perdagangan plastik dalam bentuk dasar dan perdagangan karet besar. Pada tahun 2021, emiten ini berhasil meraih total pendapatan hingga Rp 5,8 triliun dengan laba bersih mencapai Rp 137 miliar.
Emiten ini melakukan penawaran perdana atau IPO pada 21 Maret 2022. Saham yang ditawarkan saat itu sebanyak 67 juta lembar dengan harga Rp 450 per lembar. Dana yang terkumpul dari hasil IPO mencapai Rp 30.150 juta.
Untuk saat ini, Saham FPNI berada di angka Rp 200 per lembar. Harga pembukaan di angka Rp 199 per lembar, yang menunjukan adanya kenaikan. Harga saham tertinggi berada di angka Rp 660 per lembar. Saham FPNI memiliki kapitalisasi pasar mencapai 1,11 triliun.
5. Saham IGAR
Saham IGAR dikeluarkan oleh emiten PT Champion Pacific Indonesia Tbk. Perusahaan ini bergerak secara komersil sejak tahun 1997. Emiten kemasan ini bergerak di bidang produksi plastik untuk industri farmasi, kosmetik, dan makanan. Emiten ini juga memiliki dua anak perusahaan, yakni PT Indogravure dan PT Avesta Continental Pack.
Pada tahun 2021, emiten ini berhasil mencapai total pendapatan hingga Rp 970 miliar dengan laba bersih Rp 104 miliar. Emiten ini melakukan penawaran perdananya atau IPO pada 5 November 1990. Total saham yang ditawarkan saat itu mencapai 1,750 jut lembar saham dengan harga penawaran Rp 5100 per lembar.
Saat ini, harga saham IGAR berada di angka Ro 460 per lembar. Harga tertinggi dalam 52 minggu mencapai Rp 670 per lembar. Kapitalisasi pasar saham ini berada di angka 447,21 milyar. Saham IGAR nampaknya sedang berada dalam trend penurunan.
6. Saham IMPC
Saham IMPC dikeluarkan oleh emiten PT Impack Pratama Industri Tbk. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1981. Emiten IMPC bergerak di bidang usaha industri bahan bangunan plastik, penunjang kegiatan industri plastik, dan bidang usaha lain seperti properti dan perekat atau lem.
Pada tahun 2021, emiten ini berhasil meraih pendapatan sebesar Rp 2,2 triliun dengan laba bersih mencapai Rp 207 milyar. Emiten IMPC melakukan penawaran perdana atau IPO pada 17 Desember 2014.. Saham yang ditawarkan saat itu berjumlah 150,050 juta lembar. Harga saham yang ditawarkan saat IPO adalah Rp 3800 per lembar. Dana yang terkumpul saat IPO mencapai Rp 570.190 juta.
Saat ini, harga saham IMPC berada di angka Rp 3650 per lembar. Saham dari emiten ini nampaknya sedang berada dalam fase uptrend. Kapitalisasi pasar saham ini mencapai 17,64 triliun. Harga tertinggi dalam 52 minggu mencapai Rp 4.230 per lembar.
7. Saham IPOL
Saham Ipol dikeluarkan oleh emiten Indopoly Swakarsa Industry Tbk. Emiten ini mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1996. Emiten IPOL bergerak di bidang manufaktur kemasan fleksibel. Emiten ini juga memiliki dua anak perusahaan di China, yakni Yunnan Kunlene Film Industries Co. Ltd dan Industries Co. Ltd.
Di tahun 2021, emiten ini berhasil meraih pendapatan hingga Rp 3,4 triliun dengan laba bersih mencapai Rp 136 miliar. Emiten ini melakukan penawaran perdana atau IPO pada tanggal 9 Juli 2010. Saham yang ditawarkan saat itu mencapai 2.300.178.500 lembar dengan harga penawaran Rp 210 per lembar.
Untuk saat ini, saham IPOL berada di angka Rp 149 per lembar. Saham ini dibuka dengan harga Rp 145 per lembar, yang menandakan adanya trend positif. Harga tertinggi saham ini selama 52 minggu adalah rp 180 per lembar. Saham ini memiliki kapitalisasi pasar sebesar 960,06 milyar.
8. Saham PBID
Saham PBID dikeluarkan oleh emiten PT Panca Budi Idaman Tbk. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1979. Emiten PBID bergerak di bidang produksi dan distribusi produk kantong plastik utama. Kegiatan usaha emiten ini mencakup perdagangan biji plastik, distribusi plastik kemasan, dan produksi plastik kemasan.
Tahun 2021, emiten ini berhasil meraih pendapatan sebesar Rp 4,4 triliun dengan laba bersih senilai Rp 413 miliar. Emiten ini melakukan penawaran perdana atau IPO pada tanggal 13 Desember 2017. Saham yang ditawarkan saat itu mencapai 375 juta lembar dengan harga penawaran Rp 850.
Untuk saat ini, harga saham PBID berada di angka 1555 per lembar. Saham ini juga menunjukkan adanya trend positif. Kapitalisasi pasar saham ini mencapai 2,92 triliun. Harga tertinggi saham ini dalam 52 minggu mencapai Rp 1.815 per lembar.
Apakah Saham Kemasan Layak untuk Investasi pada 2023?
Secara keseluruhan, saham kemasan ini tergolong layak di investasi karena kebutuhan akan packaging dan olahan untuk barang kebutuhan rumah tangga masih sangat tinggi. Ketika hal itu mengalami peningkatan, momen tersebut juga bisa memberikan sentimen positif untuk harga sahamnya.
Apalagi, di tahun 2023 ini diperkirakan industri rumah tangga akan mulai bangkit sehingga ada kemungkinan terjadinya kenaikan pada pergerakan sahamnya. Akan tetapi, Anda tetap harus memilih emiten terbaik karena tidak semuanya bisa memberikan cuan maksimal. Selain itu, tidak semua emiten saham kemasan memiliki sisi fundamental yang baik. Jadi investor tetap harus bisa melakukan analisa dengan matang.
Kemungkinan besar, emiten saham kemasan yang berpeluang profit di tahun 2023 ini adalah IMPC. Sebab, harga sahamnya telah naik 52,45 persen dan mengalami penguatan 10 poin .
Saham emiten kemasan lainnya yang diprediksi moncer tahun 2023 ini adalah PBID. Saham emiten tersebut telah mengalami kenaikan 15,68 persen sejak awal tahun serta memiliki harga penutupan yang terkoreksi 20 poin.
Tips Memilih Saham
Memilih saham tidak bisa sembarangan. Anda juga harus menerapkan langkah tertentu agar tidak salah memilih. Berikut tips memilih saham yang tepat:
1. Lakukan Penilaian Pasar
Sebelum Anda membeli saham, perhatikan bagaimana pergerakan pasar yang lebih luas, karena penelitian menunjukkan bahwa kira-kira 75% saham bergerak sejalan dengan pasar. Sama seperti air pasang yang bisa mengangkat kapal, membeli saham saat tren pasar naik akan meningkatkan peluang Anda profit.
Selanjutnya, lihat rata-rata pergerakan indeks utama (yang menunjukkan tren umum harga selama periode tertentu) untuk menentukan momentum pasar. Perhatikan juga peristiwa yang berpotensi menggerakkan pasar yang dapat mempengaruhi perdagangan Anda, seperti rapat kebijakan Bank Sentral atau pengumuman kenaikan suku bunga.
2. Mengidentifikasi Sektor
Setelah Anda memiliki gambaran umum tentang pasar, fokuslah pada sektor dan industri yang terlihat sangat menjanjikan. Jika tren menunjukkan kemungkinan adanya kesulitan di depan, Anda mungkin ingin fokus pada sektor atau industri dengan karakteristik yang lebih defensif, seperti Perawatan Kesehatan dan Utilitas. Hal ini juga dapat yang memberikan prospek jangka pendek untuk setiap sektor.
3. Cari Saham Individual
Setelah Anda menemukan sektor yang Anda sukai, saatnya mencari saham individual. Anda bisa memanfaatkan fitur filter di platform yang disediakan broker untuk melihat peringkat analis, kinerja harga, sektor, dan lainnya. Untuk lebih mempersempit daftar, coba fokus pada pertumbuhan atau nilai. Saham pertumbuhan cenderung memiliki valuasi lebih tinggi yang mencerminkan potensi perusahaan, sedangkan saham bernilai cenderung memiliki harga yang lebih rendah dibandingkan dengan fundamental saat ini. Jika Anda tertarik dengan pertumbuhan, Anda dapat menyaring faktor-faktor seperti tingkat pertumbuhan historis atau yang diproyeksikan. Jika Anda lebih mementingkan nilai, Anda dapat menyaring rasio harga-untuk-pesanan atau harga-pendapatan yang rendah.
4. Lihat Fundamental Perusahaan
Untuk memeriksa fundamental perusahaan, Anda bisa melihat dari adanya tanda bahaya seperti penarikan kembali produk atau litigasi terhadap perusahaan yang dapat berdampak negatif terhadap harga. Periksa juga apakah ada faktor-faktor seperti peluncuran produk atau pengumuman pengambilalihan yang tertunda yang menunjukkan bahwa harga saham dapat naik di masa mendatang. Anda juga dapat melihat laporan pendapatan, laporan keuangan, dan peringkat masing-masing perusahaan.
5. Periksa Chart
Setelah Anda mempersempit daftar Anda mencari saham yang paling menjanjikan, lihat garis tren setiap saham. Secara umum, ini saat yang tepat untuk melakukan perdagangan jika Anda dapat membeli dalam tren naik atau, sebagai alternatif, membeli dalam penurunan jika Anda memiliki alasan untuk percaya bahwa penurunan adalah anomali.
Review Broker Mitrade
Anda juga bisa memilih saham berkualitas dari broker Mitrade. Selain saham, Mitrade juga menyediakan forex, crypto, komoditas, dan indeks. Mitrade adalah broker internasional yang telah terjamin keamanannya oleh Australian Securities and Investments Commission (ASIC) dan Cayman islands monetary authority (CIMA).
Proses pendaftaran akun di Mitrade sangat mudah dan bisa dimulai dari modal deposit US$ 50 saja. Platform trading Mitrade juga didesain sesuai kebutuhan klien sehingga mudah digunakan. Bahkan, tersedia ratusan indikator yang memudahkan Anda dalam melakukan analisis teknikal. Mitrade juga menyediakan leverage hingga 1000x jika Anda ingin trading dengan modal kecil.
Proses registrasi hanya memerlukan akun Facebook, Google, Apple ID, atau nomor telepon. Verifikasi bisa dilakukan secara online, hanya dengan mengunggah foto kartu identitas dan rekening koran yang masih berlaku.
Kesimpulan
Saham kemasan adalah list saham yang dikeluarkan oleh emiten yang bergerak di bidang pengemasan. Sebenarnya, saham-saham di sektor produksi kemasan ini mencatatkan kinerja yang beragam di setiap akhir penutupan pasar. Bahkan, beberapa analis menilai bahwa emiten di sektor ini tidak terlalu likuid. Oleh karena itu, investor sebaiknya mencermati pemberitaan terkait kinerja emiten di sektor tersebut. Hal ini disebabkan karena industri plastik dan kemasan masih diperlukan untuk keperluan packaging sekaligus olahan barang-barang kebutuhan rumah tangga. Jika semua itu mengalami peningkatan, hal ini bisa memicu sentimen yang baik untuk pergerakan harga sahamnya. Ada beberapa saham kemasan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia, di antara saham IPOL, ESIP, PBID, APLI, IGAR, AKPI,IMPC, dan FPNI.
Disclaimer: Penulisan artikel saham kemasan ini tidak bisa digunakan sebagai pedoman utama dalam berinvestasi. Isi artikel hanya dimaksudkan untuk edukasi belaka.